tag:blogger.com,1999:blog-27648665895737110972024-03-12T21:20:37.131-07:00Komunitas Pecinta Reptil Banyumas (SATRIA)Bang Yasirhttp://www.blogger.com/profile/09292049743915430588noreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-2764866589573711097.post-25617251654302930222013-03-12T07:07:00.002-07:002013-03-12T07:07:36.351-07:00Perizinan<div class="mtl fbDocument">
Jangan cuma bisa menyalahkan BKSDA,
mereka hanya menjalankan tugasnya sebagai alat negara yang bekerja
sesuai dengan Undang-Undang yang ada di negara ini. Sebenernya Negara
member kesempatan kepada kita untuk bisa
memelihara/menangkarkan/mengembang biakan satwa/tumbuhan yang di
lindungi. Dibawah ini ada tata cara mengajukan perizinan
memelihara/menangkarkan, siapa tau ada yang berminat membuat izin. Bisa
untuk perorangan juga loh…<br />
<br />
<br />
<strong>Izin Penangkaran </strong>Izin penangkaran tumbuhan dan satwa
liar dapat diberikan kepada : Perorangan, Koperasi, Badan Hukum, dan
Lembaga Konservasi. Izin penangkaran tumbuhan dan satwa liar dalam
bentuk :<br />
<ol>
<li><strong>Captive Breeding</strong> (pengembangbiakan satwa dalam lingkungan terkontrol), <ol>
<li>Untuk
jenis yang dilindungi, diterbitkan oleh Direktur Jenderal
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Departemen
Kehutanan.</li>
<li>Untuk jenis yang tidak dilindungi yang termasuk dalam Appendix CITES, diterbitkan oleh Kepala Balai KSDA,</li>
<li>Untuk jenis yang tidak dilindungi yang tidak termasuk dalam
Appendix CITES, diterbitkan oleh Kepala Dinas di tingkat Propinsi
yang menangani konservasi tumbuhan dan satwa liar.</li>
</ol>
</li>
<li><strong>Rearing/Ranching</strong> (pembesaran anakan dari telur/anakan dari habitat alam), <ol>
<li>Untuk jenis yang dilindungi diterbitkan oleh Direktur Jenderal PHKA, Departemen Kehutanan,</li>
<li>Untuk jenis yang tidak dilindungi yang termasuk dalam Appendix CITES, diterbitkan oleh Kepala Balai KSDA,</li>
<li>Untuk jenis yang tidak dilindungi yang tidak termasuk dalam
Appendix CITES, diterbitkan oleh Kepala Dinas di tingkat Propinsi
yang menangani konservasi tumbuhan dan satwa liar.</li>
</ol>
</li>
<li><strong>Artificial Propagation</strong> (perbanyakan tumbuhan secara buatan), <ol>
<li>Untuk jenis yang dilindungi, diterbitkan oleh Direktur Jenderal PHKA, Departemen Kehutanan,</li>
<li>Untuk jenis yang tidak dilindungi yang termasuk dalam Appendix CITES, diterbitkan oleh Kepala Balai KSDA,</li>
<li>Untuk jenis yang tidak dilindungi yang tidak termasuk dalam
Appendix CITES, diterbitkan oleh Kepala Dinas di tingkat Propinsi
yang menangani konservasi tumbuhan dan satwa liar.</li>
</ol>
</li>
<li><strong>Transplantasi</strong> (budidaya) koral, diterbitkan oleh Kepala Balai KSDA.</li>
</ol>
<br />
<br />
<strong>Tata Cara Permohonan Izin </strong>Permohonan izin penangkaran yang diterbitkan oleh :<br />
<ol>
<li><strong>Direktur Jenderal PHKA </strong>Permohonan izin
penangkaran diajukan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan
kepada Direktur, Sekretaris Direktorat Jenderal dan Kepala Balai
KSDA setempat. <ol>
<li><strong>Untuk izin perorangan </strong>Permohonan izin penangkaran tumbuhan dan satwa liar untuk perorangan dilengkapi dengan : <ol>
<li>Proposal
penangkaran untuk permohonan baru atau Rencana Kerja Lima
Tahunan untuk permohonan perpanjangan, yang masing-masing
diketahui oleh Kepala Balai KSDA,</li>
<li>Foto copy Kartu Tanda Penduduk atau izin tempat tinggal bagi warga negara asing yang masih berlaku,</li>
<li>Surat keterangan lokasi/tempat penangkaran dari
serendah-rendahnya Camat setempat yang menerangkan bahwa kegiatan
penangkaran tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan,</li>
<li>Dokumen atau bukti lain yang menerangkan legalitas asal usul
induk, benih atau bibit untuk penangkaran dalam hal induk sudah
ada atau surat keterangan rencana perolehan induk dari Kepala
Balai KSDA,</li>
<li>Berita Acara Persiapan Teknis dan rekomendasi dari Kepala Balai KSDA.</li>
</ol>
</li>
<li><strong>Untuk Koperasi, Badan Usaha, dan Lembaga Konservasi </strong>Permohonan
izin penangkaran tumbuhan dan satwa liar untuk Koperasi, Badan
Hukum dan Lembaga Konservasi, dilengkapi dengan : <ol>
<li>Proposal
penangkaran untuk permohonan baru atau Rencana Kerja Lima
Tahunanuntuk permohonan perpanjangan yang masing-masing diketahui
oleh Kepala Balai KSDA,</li>
<li>Akte Notaris Perusahaan yang mencantumkan jenis usaha sesuai
dengan bidang usaha yang berkaitan dengan tumbuhan dan satwa
liar,</li>
<li>Foto copy Surat Izin Tempat Usaha (SITU) atau Surat
Keterangan lokasi dari Camat yang menyatakan berdasarkan Undang
Undang Gangguan bahwa usaha tersebut tidak menimbulkan gangguan
bagi lingkungan manusia,</li>
<li>Dokumen atau bukti lain yang menerangkan legalitas asal usul
induk, benih atau bibit untuk penangkaran dari Kepala Balai KSDA,</li>
<li>Berita Acara Persiapan Teknis dan rekomendasi dari Kepala Balai KSDA. </li>
</ol>
</li>
</ol>
</li>
</ol>
<br />
<ol>
<li><strong>Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) </strong>Permohonan
izin penangkaran tumbuhan dan satwa liar, diajukan kepada Kepala
Balai KSDA dengan tembusan kepada Direktur Jenderal. <ol>
<li><strong>Untuk perorangan, </strong>Permohonan izin penangkaran tumbuhan dan satwa liar untuk perorangan, dilengkapi dengan : <ol>
<li>Proposal
penangkaran untuk permohonan baru atau Rencana Kerja Lima
Tahunan untuk permohonan perpanjangan yang masing-masing
diketahui oleh Kepala Seki Wilayah,</li>
<li>Foto copy Kartu Tanda Penduduk atau Izin Tempat tinggal bagi warga negara asing yang masih berlaku,</li>
<li>Surat Keterangan lokasi/tempat penangkaran dari
serendah-rensahnya Camat setenpat yang menerangkan bahw akgiatan
penangkaran tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan
lokasi tidak dlam sengketa,</li>
<li>Dokumen atau bukti lain yang menerangkan atau membuktikan
legalitas asal usul induk, benih atau bibit untuk penangkaran
dalam hal induk sudah ada atau surat keterangan rencana induk
dari Kepala Balai KSDA,</li>
<li>Berita Acara Persiapan Teknis dan rekomendasi dari Kepala Seksi Wilayah.</li>
</ol>
</li>
<li><strong>Untuk Koperasi, Badan Hukum, dan Lembaga Konservasi, </strong>Permohonan
izin penangkaran tumbuhan dan satwa liar untuk Koperasi, Badan
Hukum dan Lembaga Konservasi, dilengkapi dengan : <ol>
<li>Proposal
penangkaran untuk permohonan baru atau Rencana Kerja Lima Tahunan
untuk permohonan perpanjangan yang masing-masing diketahui oleh
Kepala Seki Wilayah,</li>
<li>Akte Notaris Perusahaan yang mencantumkan jenis usaha sesuai
dengan bidang usaha yang berkaitan dengan tumbuhan dan satwa
liar,</li>
<li>Foto copy Surat Izin Tempat Usaha (SITU) atau Surat
Keterangan lokasi/tempat penangkaran dari serendah-rendahnya
Camat setempat yang menerangkan bahwa kegitan penangkaran tidak
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan lokasi sedang
tidak dalam sengketa,</li>
<li>Dokumen atau bukti lain yang menerangkan atau membuktikan
legalitas asal usul induk, benih atau bibit untuk penangkaran
dalam hal induk sudah ada atau surat keterangan rencana induk
dari Kepala Bali KSDA,</li>
<li>Berita Acara Persiapan Teknis dan rekomendasi dari Kepala Seksi Wilayah. </li>
</ol>
</li>
</ol>
</li>
</ol>
<br />
<ol>
<li>
<strong>Kepala Dinas Propinsi</strong> (yang menangani konservasi tumbuhan dan satwa liar)<br />
Permohonan izin penangkaran tumbuhan dan satwa liar , diajukan kepada
Kepala Dinas dengan tembusan Direktur Jenderal dan Kepala Balai KSDA
setempat.Untuk perorangan,<ol>
<li><strong> Untuk permohonan izin perorangan dilengkapi dengan : </strong><ol>
<li>Proposal
penangkaran untuk permohonan baru atau Rencana Kerja Lima
Tahunan untuk permohonan perpanjangan yang masing-masing
diketahui oleh Kepala Balai KSDA,</li>
<li>Identitas pemohon berupa surat keterangan yang dikeluarkan oleh Camat,</li>
<li>Surat keterangan lokasi/tempat penangkaran dari
serendah-rendahnya Camat setempat yang menerangkan bahwa kegiatan
penangkaran tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan
lokasi tidak sedang dalam sengketa,</li>
<li>Dokumen atau bukti lain yang menerangkan atau membuktikan
legalitas asal usul induk, benih atau bibit untuk penangkaran
dari Kepala Balai KSDA,</li>
<li>Berita Acara Pemeriksaan Teknis dan rekomendasi ari Kepala Balai KSDA.</li>
</ol>
</li>
<li><strong>Untuk Koperasi, Badan hukum, dan Lembaga Konservasi,
Permohonan izin untuk Koperasi, Badan hukum dan Lembaga
Konservasi, dilengkapi dengan : </strong><ol>
<li>Proposal penangkaran
untuk permohonan baru atau Rencana Kerja Lima Tahunan untuk
permohonan perpanjangan yang masing-masing diketahui oleh Kepala
Balai KSDA,</li>
<li>Akte Notaris Perusahaan yang mencantumkan jenis usaha sesuai
dengan bidang usaha yang berkaitan dengan tumbuhan dan satwa
liar,</li>
<li>Foto copy Surat Izin Tempat Usaha (SITU) atau Surat
Keterangan berdasarkan Undang Undang Gangguan bahwa usaha
tersebut tidak menimbulkan gangguan bagi lingkungan manusia,</li>
<li>Dokumen atau bukti lain yang menerangkan atau membuktikan
legalitas asal usul induk, benih atau bibit untuk penangkaran
dari Kepala Balai KSDA,</li>
<li>Berita Acara Pemeriksaan Teknis dan rekomendasi ari Kepala Balai KSDA.</li>
</ol>
</li>
</ol>
</li>
</ol>
<br />
<strong>Proposal</strong> penangkaran memuat hal-hal sebagai berikut :<br />
<ol>
<li>Data/Organisasi perusahaan (termasuk nama, alamat, pemilik, manajer, tanggal didirikan),</li>
<li>Data mengenai tenaga kerja/tenaga ahli dibidang penangkaran jenis yang bersangkutan,</li>
<li>Fasilitas sarana prasarana penangkaran,</li>
<li>Jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang ditangkarkan,</li>
<li>Uraian rencana pengadaan bibit perbanyakan tumbuhan atau induk
satwa (jumlah, taksiran umur, generasi keturunan, jenis kelamin
atau sex ratio, asal usul),</li>
<li>Metoda dan teknik penangkaran serta analisis teknis penangkaran
mengenai prediksi hasil penangkaran yang siap dipasarkan antara
lain waktu menetas/beranak, jumlah anakan dan pertumbuhan,</li>
<li>Rencana hasil penangkaran yang diharapkan selama jangka 5 tahun,</li>
<li>Deskripsi mengenai sitem dan metoda penandaan,</li>
<li>Deskripsi sarana prasarana penangkaran yang telah dan akan
dibangun (fasilitas pemeliharaan, pembiakan dan pembesaran termasuk
fasilitas kesehatan),</li>
<li>Analisis finansial mengenai prediksi keuntungan dari usaha dimaksud.</li>
</ol>
<br />
<strong>Rencana Kerja Lima Tahunan</strong>, berisi hal-hal antara lain :<br />
<ol>
<li>Data perusahaan,</li>
<li>Data stok satwa atau tumbuhan,</li>
<li>Tenaga kerja dan sarana prasarana,</li>
<li>Rencana kegiatan selama lima tahun.</li>
</ol>
<strong> </strong><br />
<strong>Pembinaan dan Pengendalian </strong>Otoritas Keilmuan
(Scientific authority), sesuai dengan ketentuan CITES Resolusi Conf.
10.3 wajib memberikan saran dan rekomendasi kepada Direktur Jenderal
PHKA selaku pelaksana Otoritas Pengelola CITES di Indonesia, mengenai
keberhasilan suatu unit penangkaran untuk dapat mengekspor hasilnya
sesuai dengan Article VII paragraph 4 dan paragraph 5 CITES mengenai
ketentuan ekspor hasil pengembangbiakan satwa dan perbanyakan tumbuhan
secara buatan. Dalam pelaksanaannya Otoritas Keilmuan melakukan
pembinaan kepada para penangkar tumbuhan dan satwa liar. Otoritas
Pengelola wajib melakukan pembinaan kepada unit penangkaran mengenai
penandaan, sistem pencatatan dan pelaporan yang benar serta pengendalian
pemanfaatan hasil penangkaran.<br />
Dalam rangka pengendalian pemanfaatan hasil penangkaran, Kepala Balai
KSDA melakukan pemeriksaan silang terhadap laporan bulanan, buku
catatan harian, penandaan dan fisik tumbuhan dan satwa liar di dalam
penangkaran. Pemeriksaan silang dilakukan secara berkala paling sedikit
satu kali dalam enam bulan, atau apabila karena sesuatu hal dipandang
perlu. Berdasarkan hasil pembinaan dan pengendalian Kepala Balai membuat
Catatan Kinerja unit Penangkaran. Kepala Balai wajib menyampaikan
laporan kepada Direktur Jenderal mengenai hasil pemeriksaan dan Catatan
Kinerja Unit Penangkaran.<br />
<strong> </strong><br />
<strong>Pencatatan dan Pelaporan </strong>Setiap unit penangkaran tumbuhan dan satwa liar wajib membuat buku induk (<strong>Stud book</strong>) dan buku catatan harian (<strong>Log book</strong>)
mengenai perkembangan seluruh tumbuhan atau satwa di dalam penangkaran.
Buku catatan harian harus terbuka bagi petugas dalam rangka pembinaan
dan kontrol serta bagi auditor dalam rangka penilaian pemenuhan standar
kualifikasi. Setiap unit penangkaran tumbuhan dan satwa liar wajib
menyampaikan laporan bulanan mengenai perkembangan seluruh tumbuhan atau
satwa di dalam penangkaran. Laporan tersebut berisi perubahan (mutasi),
pada hasil penangkaran termasuk diantaranya kelahiran, perbanyakan,
kematian, penjualan untuk setiap generasi dan induk-induknya.<br />
<br />
Sumber : <a href="http://bksdadiy.dephut.go.id/isi.php?id=17" rel="nofollow" target="_blank">http://bksdadiy.dephut.go.id/isi.php?id=17</a></div>
Bang Yasirhttp://www.blogger.com/profile/09292049743915430588noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2764866589573711097.post-46117799809757980572013-03-12T07:05:00.002-07:002013-03-12T07:05:48.730-07:00REPTILIA (Melata) yang dilindungi pemerintah berdasarkan PP No. 7 tahun 1999<div class="mtl fbDocument" style="text-align: justify;">
Oleh Agus Susanto<br />
Iseng-iseng ah bikin dokumen tentang reptil-reptil yang di lindungi mumpung gak ada kerjaan.<br />
Mungkin teman-teman disini sudah tau tentang hewan-hewan yang
dlindungi oleh pemerintah, dibawah ini ada nama-nama/ jenis reptilia
yang di lindungi pemerintah berdasarkan LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999.<br />
1. Batagur baska : Tuntong<br />
2. Caretta caretta : Penyu tempayan<br />
3. Carettochelys insculpta : Kura-kura Irian<br />
4. Chelodina novaeguineae : Kura Irian leher panjang<br />
5. Chelonia mydas Penyu hijau<br />
6. Chitra indica : Labi-labi besar<br />
7. Chlamydosaurus kingii : Soa payung<br />
8. Chondropython viridis : Sanca hijau<br />
9. Crocodylus novaeguineae : Buaya air tawar Irian<br />
10. Crocodylus porosus : Buaya muara<br />
11. Crocodylus siamensis : Buaya siam<br />
12. Dermochelys coriacea : Penyu belimbing<br />
13. Elseya novaeguineae : Kura Irian leher pendek<br />
14. Eretmochelys imbricata : Penyu sisik<br />
15. Gonychephalus dilophus : Bunglon sisir<br />
16. Hydrasaurus amboinensis : Soa-soa, Biawak Ambon, Biawak pohon<br />
17. Lepidochelys olivacea : Penyu ridel<br />
18. Natator depressa : Penyu pipih<br />
19. Orlitia borneensis : Kura-kura gading<br />
20. Python molurus : Sanca bodo<br />
21. Phyton timorensis : Sanca Timor<br />
22. Tiliqua gigas : Kadal Panana<br />
23. Tomistoma schlegelii Senyulong : Buaya sapit (senyulong)<br />
24. Varanus borneensis : Biawak Kalimantan<br />
25. Varanus gouldi : Biawak coklat<br />
26. Varanus indicus : Biawak Maluku<br />
27. Varanus komodoensis : Biawak komodo, Ora<br />
28. Varanus nebulosus : Biawak abu-abu<br />
29. Varanus prasinus : Biawak hijau<br />
30. Varanus timorensis : Biawak Timor<br />
31. Varanus togianus : Biawak Togian</div>
Bang Yasirhttp://www.blogger.com/profile/09292049743915430588noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2764866589573711097.post-24899236237382268072012-06-12T08:57:00.002-07:002012-06-12T08:57:53.492-07:00Sistem Reproduksi Reptil<div class="mtl fbDocument" style="text-align: justify;">
<span class="fsm fwn fcg">Oleh <a href="https://www.facebook.com/bayou.arindrina">Bayou Arindrina</a></span><br />
<span class="fsm fwn fcg"> </span><br />Reproduksi seksual pada Reptil diawali
dengan perkawinan yang diikuti dengan terjadinya fertilisasi.
Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan berkembang
menjadi embrio.<br />
Fertilisasi pada reptil dapat terjadi secara eksternal atau secara internal.<br />
<br />
<strong> Fertilisasi eksternal</strong> merupakan penyatuan sperma
dan ovum di luar tubuh hewan betina, yakni berlangsung dalam suatu media
cair, misalnya air. Contohnya pada Amfibi (katak).<br />
<br />
<strong> Fertilisasi internal</strong> merupakan penyatuan sperma dan
ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi
karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke
dalam alat kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang
hidup di darat (terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptil, aves
dan Setelah fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan embrio dan
kelahiran keturunannya, yaitu dengan cara ovipar, vivipar dan
ovovivipar.<br />
<br />
<strong>Ovipar (Bertelur)</strong><br />
Ovipar merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi
oleh cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di
dalam telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami
hingga menetas menjadi anak. Ovipar terjadi pada jenis reptil Non Venom
(Phyton, Molleria, Collubrid), Venom ( Naja, Ophiagus hannah, Boiga,dsb
) .<br />
<br />
<strong>Ovovivipar (Bertelur dan Beranak)</strong><br />
Ovovivipar merupakan embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi
telur tersebut masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio
mendapat makanan dari cadangan makanan yang berada di dalam telur.
Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak
akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah
kelompok reptil (kadal, BCI, Anaconda, ular pucuk, Monop tanah, monopohon)<br />
<br />
<strong>Reproduksi Reptil (Reptilia)</strong><br />
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan
hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi
internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang
bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter
atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun
makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil
betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di
sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di
dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung
berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma
bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis
merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat
dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat
kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja
yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.<br />
<br />
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan
pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh
cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah
telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil,
telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya.
Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.<br />
<br />
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura
serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam
air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.<br />
<br />
Sekian dan terimakasih semoga dengan ilmu yang sedikit dari saya bermanfaat bagi SATRIA...</div>Bang Yasirhttp://www.blogger.com/profile/09292049743915430588noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2764866589573711097.post-18263846602281322582012-01-17T18:36:00.000-08:002012-01-17T18:36:45.273-08:00Belajar Genetik<div class="author" style="text-align: justify;"><strong></strong>Oleh Wongbanyumas</div><div class="author" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="author" style="text-align: justify;"> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://silviavazquez.files.wordpress.com/2011/08/image-axd.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://silviavazquez.files.wordpress.com/2011/08/image-axd.jpg" width="320" /></a></div><div class="content" style="text-align: justify;">Hobi memelihara hewan dirasa tak lengkap jika kita belum berhasil melakukan budidaya hewan dan menurunkan sebuah generasi. Namun bagi sebagian besar hobiis khususnya hobiis ular kegiatan budidaya atau yang bahasa gaolnya disebut breeding merupakan kegiatan yang sulit. Seringkali ketika hendak memulai untuk belajar breed dibingungkan dengan berbagai macam istilah seperti resesif sederhana, codominate (codom), "super", Het dan Het 66%, dll. Nah lewat artikel ini mari kita bahas satu persatu seputar prinsip dasar genetika.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;"><span style="color: blue;">Apa itu gen?</span></span><br />
Sebelum mulai lebih jauh kita harus paham apa itu gen. Saya akan menggunakan bahasa yg mudah dicerna dan simpel, sekalipun untuk anda yang baru belajar soal breeding. Setiap ular pada dasarnya membawa setengah sifat dari orang tuanya. Jadi seekor ular adalah gabungan dari genetika bapak dan ibunya. Gen pada hakikatnya mempengaruhi ular khususnya warna dan pola yang dimiliki. Bisa saja seekor ular memiliki sifat genetik dari orang tuanya yang memiliki sifat gen dominan dan resesif. <br />
<br />
<span style="font-weight: bold;"><span style="color: red;">Resesif</span></span><br />
Sifat resesif pada gen adalah sifat yang hanya muncul jika sifat tersebut masing-masing dimiliki oleh kedua orang tuanya. Misalnya contoh gen resesif adalah albino. Jika kita mengawinkan albino retic dengan retic normal maka tidak akan menghasilkan retic albino melainkan 100% retic normal yang membawa gen albino (Heterozygous). Nah disinilah keunikan gen resesif karena dia tidak akan muncul jika tidak bertemu dengan sesama gen yang resesif. Selain itu gen resesif akan terus terbawa dalam anakan yang dihasilkan sehingga memiliki potensi menghasilkan albino jika dikawinkan dengan albino atau Het albino.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;"><span style="color: #800040;">Simpel Resesif</span></span><br />
Simpel resesif adalah sifat yang ketika akan melakukan mutasi membutuhkan dua indukan yang memiliki gen sama agar sifat resesifnya muncul pada anakannya. Sehingga ketika dikawinkan akan match dan menghasilkan hewan dengan gen resesif (Homozigot). Contohnya gen albino pada ball python, jika kita menghandaki anakan yang lahir ball python maka harus mengawinkan Het Abino x Het Albino atau Albino x Het Albino. Oleh karena itu jika mengawinkan Albino x Normal maka bukan sifat simple resesif.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;"><span style="color: green;">Dobel Resesif</span></span><br />
Lain halnya dengan sifat dobel resesif dimana ular memilik dua Het dalam satu individu. Apakah mungkin terjadi? Ya tentu saja hal ini bisa terjadi. Contohnya pada ular molurus gen yang termasuk resesif yakni albino, granite, labyrinth dan patternles (green). Kita akan mengawinkan Molurus Granite x Molurus Labyrinth maka hasilnya tidak akan ada sama sekali granite ataupun labyrinth. Hanya menghasilkan anakan dengan penampilan normal yang didalam gen nya terkandung sifat granite dan labyrinth secara bersamaan. Nah inilah yang disebut dengen dobel resesif ketika satu individu mengandung dua het secara bersamaan.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;"><span style="color: #bf40ff;">Het/Heterozygous</span></span><br />
Kita sering mendengar istilah Het pada hewan yang kita lihat di forum jual beli atau pada beberapa seller reptil. Misalnya sering beberapa tukang reptil menjual Molurus Het Albino, Retic Dobel Het Albino, Cornsnake Het Anery, dll. Banyak yang tidak mengerti apa itu Het. Saya pernah tertawa melihat seller pemula yang menjual molurus granitnya yang katanya punya Het Albino. Dia menuliskan Molu Granit Head Albino. Ketika saya tanya kenapa menulis HEAD ALBINO dengan enteng dijawab “kata yang jual sebelumnya itu ada Het albinonya dan kepala molunya putih seperti molu albino”. Sungguh lucu bagi saya, tapi kita ga akan membahas kelucuan itu.<br />
<br />
Apa itu Het? Het adalah istilah yang dipakai untuk menyebut hewan yang memiliki dua gen yang berbeda untuk suatu sifat tertentu. Istilah Het dipakai untuk hewan yang merupakan hasil perkawinan gen resesif. Sebagaimana yang dibahas pada sub resesif di atas hewan yang lahir dari gen resesif x bukan resesif akan menghasilkan hewan yg tampak normal tetapi membawa gen resesif. Hewan seperti itulah yang disebut sebagai Heterozygous. Istilah Het juga bisa diberlakukan pada gen Co-Dominan dimana gen tersebut merupakan Het dari Super Form hewan dengan Co-Dom.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;"><span style="color: #0080bf;">66% Het</span></span><br />
66% het atau Poss 66% het adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hasil perkawinan antara Het x Het. 66% tidak akan muncul dalam perkawinan Het x Homo(zygous). Individu yang mengandung sifat ini nampak seperti tipe normal atau wildtipe. Hanya saja terdapat chance alias kesempatan sebesar dari anakan normal tersebut 66% nya mengandung Het.<br />
<br />
Contoh:<br />
Molu Het Granit x Molu Het Granit =<br />
25% Wildtyp<br />
50% Wildtyp het. Granit<br />
25% Granit<br />
<br />
Dari hasil perkawinan tersebut diperoleh 75% Molu Normal dan 25% adalah Molu Granite. Sulit untuk menentukan diantara 75% Molu Normal tersebut yang mengandung Het atau yang tidak mengandung Het sama sekali. Oleh karena itu hasil yang muncul adalah :<br />
75% Wildtyp 66% poss.het. Granit<br />
25% Granit<br />
<br />
Angka 66% diperoleh dengan membagi prosentase utuh dengan tiga variabel yakni 1/3 granit, 1/3 het, dan 1/3 normal. Angka 1/3 yg mewakili normal ditambah 1/3 yang mewakili het menjadi 2/3 dikonvert menjadi angka 66,66 atau disingkat 66% poss het.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;"><span style="color: #400080;">Dominan</span></span><br />
Hewan dengan sifat genetik dominan anakan menghasilkan anakan yang sama dengan indukannya 100%. Salah satu contohnya adalah Retic Goldenchild. Goldenchild merupakan retic morph yang mempunyai sifat dominan yang artinya sekalipun dengan retic normal maka akan dihasilkan 100% Goldenchild juga. Oleh karena itu reptil morph dengan label sifat dominan mempunyai harga yang tinggi karena akan menghasilkan anakan yang bagus pula.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;"><span style="color: #004000;">Co-Dominan</span></span><br />
Hewan dengan sifat genetik co-dom yang paling populer adalah pada retic yakni Tiger, Sunfire, dan Fire (Platinum). Jika reptil kita memiliki sifat co-dom maka ketika dikawinkan dengan hewan normal maka akan menghasilkan 50% normal dan 50% Morph. Contohnya tiger retic jika dikawinkan dengan retic normal maka akan menghasilkan retic normal dan retic tiger dengen prosentase yang sama. Jika sesama jenis co-dom dikawinkan maka akan menghasilkan super form. Misalkan Retic Tiger x Retic Tiger maka akan menghasilkan anakan Super Tiger 25%, Tiger 50%, dan Normal 25%. Anakan yang dihasilkan dari hewan dengan sifat co-dom sama sekali tidak menghasilkan Het. Hal ini berarti anakan normal yang dihasilkan sama sekali tidak membawa gen dan tetap menjadi hewan normal.<br />
<br />
Mungkin segini dulu yang bisa saya share. Silahkan kalau ada yang salah silahkan dikoreksi... <img alt=":salut:" src="http://www.reptilx.com/rxforum/images/smilies/icon_salut.gif" title="salut" /></div>Bang Yasirhttp://www.blogger.com/profile/09292049743915430588noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2764866589573711097.post-48730551332903464752012-01-17T18:32:00.001-08:002012-01-17T18:32:17.096-08:00Pemeliharaan Sanca Kembang (Python Reticulatus)<div style="text-align: justify;">Oleh Wongbanyumas</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf7lTQVIWOh99c5bRcEq7BJpQ7nUmEGIk7ogOPhYn2XYFmUwLGWPiP_OtBTgAwBKcRrCpHbphqgQxcvQEx9sw5wGfHbb1rNbvThCzZQtqqAeCXiMSQo50hlcmZVHYLyDamsJx59pFqQh4/s1600/33810_186622341365743_100000539346108_580918_7823778_n.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf7lTQVIWOh99c5bRcEq7BJpQ7nUmEGIk7ogOPhYn2XYFmUwLGWPiP_OtBTgAwBKcRrCpHbphqgQxcvQEx9sw5wGfHbb1rNbvThCzZQtqqAeCXiMSQo50hlcmZVHYLyDamsJx59pFqQh4/s320/33810_186622341365743_100000539346108_580918_7823778_n.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Bagi para pembaca sekalian yang memelihara reptil tentunya pasti mengenal retic. Jenis ular ini lebih dikenal sebagai retic atau sanca kembang. Retic termasuk ke dalam keluarga python. Seluruh keluarga besar python tidak memiliki bisa. Mereka membunuh mangsa dengan cara melilit tubuh mangsanya sampai kehabisan nafas. Retic tercatat sebagai ular terbesar di dunia. Panjang rata-rata retic dewasa adalah 5-7 meter. Dengan ukuran sebesar itu retic dapat membunuh orang dewasa sendirian dengan belitannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Retic seringkali dijumpai oleh masyarakat. Ciri ular ini adalah coraknya yang cukup cantik. Pada punggungnya terdapat rangkaian pola berwana hitam yang membentuk berbagai pola. Ada yang bulat seperti rangkaian rantai, ada pula yang kotak seperti kartu wajik, dan masih banyak bentuk lainnya yang memanjang dari leher sampai dengan ekornya. Bagian samping ular ini dihiasi corak berwarna kuning dan abu-abu keperakan. Nama sanca batik itu sendiri karena melihat sisi sampinya ini yang nampak seperti lukisan batik yang beraturan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Habitat:</b></div><div style="text-align: justify;">Retic sering dijumpai masuk ke dalam rumah atau pekarangan warga. Habitat ular ini termasuk sangat felksibel. Dia bisa hidup di dalam hutan hujan yang rimbun, semak belukar, padang rumput, dan bahkan gorong-gorong saluran air dekat pemukiman manusia. Ular ini juga kerap ditemukan dekat sumber air. Pada dasarnya retic menyukai tempat yang hangat namun memiliki tingkat kelembaban tinggi. Oleh karena itu ular ini seringkali masuk ke rumah manusia karena banyak tempat yang disenangi ular ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Karakter:</b></div><div style="text-align: justify;">Ular ini sangat tidak dianjurkan untuk mereka yang baru memulai memelihara reptil. Mengapa? Ular ini termasuk tipe ular besar. Selain itu tingkat agresifitas dan nafsu makannya cukup tinggi. Kalau menemukan retic yang jinak tentunya sudah melalui proses domestifikasi dan interaksi yang intens dengan manusia. Retic merupakan ular yang mengandalkan kekuatan lilitan dan rahangnya yang sangat kuat. Untuk ular yang diperoleh hasil tangkapan biasanya akan menjadi sangat galak. Selain itu biasanya cenderung untuk mogok makan dalam jangka waktu yang cukup lama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Kandang:</b></div><div style="text-align: justify;">Retic termasuk ular yang hidup di atas permukaan tanah (terrestrial). Kandang yang pas adalah berbentuk meluas dan melebar, bukan meninggi. Kandang yang baik adalah si ular dapat merentangkan tubuhnya minimal 2/3 tubuhnya. Harus ada ventilasi yang cukup karena retic mempunyai kencing yang cukup menyengat aromanya. Untuk alas kandang biasa gunakan alas koran. Ada juga yang menggunakan serpihan kayu atau serutan kayu. Kandang yang digunakan dapat dibuat sendiri atau membeli jadi. Namun demi kepraktisan kebanyakan hobiis menggunakan kontainer box yang dilubangi sisinya dengan solder untuk lubang nafas dan ventilasi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Makanan:</b></div><div style="text-align: justify;">Retic termasuk pemakan segala. Mulai dari tikus, kelinci, marmut, ayam, bahkan daging sapi pun bisa jadi menu makannya. Nafsu makan retic termasuk nomor satu jika dibanding dengan ular lain. Maka tak jarang retic dijuluki tong sampah yang berarti bisa masuk apa saja ke perutnya. Untuk ular yang masih baby bis alangsung diberi makan tikus mencit yang masih muda (jumper). Saran dari saya jangan terlalu banyak memberikan makan ketika masih kecil. Sebab dikhawatirkan akan muntah. Pemberian pakan dalam intensitas sering dan kuantitas yang banyak hanya akan membuat retic anda menjadi cepat besar. Perlu diingat anda memlihara hewan ini tidak hanya satu atau dua tahun. Anda harus bertanggung jawab mengurus ular ini sampai dia besar nanti. Pakan untuk ular yang besar di atas satu meter bisa diberikan rat atau marmut. Sedangkan untuk retic yang sudah masuk ukuran adult (3 meter keatas) berikan pakan berupa ayam atau kelinci.</div><div style="text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="text-align: justify;"><b>Handling:</b></div><div style="text-align: justify;">Urusan handling retic mejadi hal yang sangat penting diperhatikan. Retic termasuk hewan yang buas dan susah diprediksi. Selain itu kekuatan retic juga patut dipertimbangkan sebab tenaganya cukup besar dan menguras energi kita. Pastikan sebelum menghandle ular anda tangan harus dalam keadaan dicuci. Sebab dikhawatirkan jika tangan kita tidak bersih, khususnya setelah memberi makan, ular akan menghajar tangan anda karena mengira tangan anda adalah makanan. Kunci utamanya adalah anda harus percaya diri dan tenang. Biarkan ular percaya kepada anda dan tidak menganggap anda sebagai ancaman.</div>Bang Yasirhttp://www.blogger.com/profile/09292049743915430588noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2764866589573711097.post-20320680843351818962011-08-17T04:38:00.001-07:002012-06-12T08:58:07.182-07:00Shedding Pada Ular<div style="text-align: justify;">Oleh Wongbanyumas<br />
<b> </b><br />
<b>ciri2 mau shed</b><br />
mata berwarna putih adalah pertanda sedang terbentuknya lapisan kulita baru pada tubuh ular. hal ini menadakan ular akan segera mengalami pergantian kulit. selain pada matanya yg berubah jadi keputihan warna tubuh ular juga akan menjadi butek, kusam, dan ga secerah biasanya. selain itu ketika hendak mengalami pergantian kulit ular akan menjadi lebih sensitif dari biasanya. untuk ular kecil akan cenderung lari2an kalau dipegang dan kadang malah ada yang strike ke tangan. hal ini wajar krn saat shedd ular dalam keadaan lemah krn peglihatannya terganggu dan energiya habis untuk pembentukan lapisan kulit baru. kalo monop biasanya mau shedd pasti suka mrungkel di pojokan n ga mau nangkring. sering juga ditemukan dalam keadaan berendam di bak minuman agar kulitnya menjadi lembab dan gampang dilepasin nantinya sama si ular...<br />
<br />
<b> kenapa sih ular shedding??</b> <br />
jadi kita menggunakan pengandaian saja biar gampang. kita ibaratkan kulit ular itu seperti pakaian bagi manusia. ada beberapa alasannya...<br />
<ol><li>tentu saja kalau ularnya makin gede maka butuh baju baru seperti kita makanya sang ular berganti kulit.</li>
<li>kulit yang lama sudah tak layak pakai krn kusam dan banyak lecet. sama seperti orang juga kan klo bajunya udah lusuh n gembel pasti beli baju yang baru.. <img alt="" border="0" class="inlineimg" src="http://static.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/6.gif" title="Stick Out Tongue" /></li>
<li>kondisi ligkungan ular yang mengalami perubahan temperatur. nah biasanya klo kita cermatin monop suka ganti kulit saat hendak musim hujan atau musim panas. atau biasanya saat baru datag di rumah baru suka ganti kulit. hal ini dikarenakan penggantian kulit bertujuan untuk memudahka proses aklimatisasi alias menyesuaikan diri alias beradaptasi dengan lingkungan barunya...</li>
</ol><br />
<b>apa yang musti dilakukan ketika ular shedding??</b><br />
ular akan menjadi sangat rapuh dan lemah ketika mengalami pergantian kulit. pada saat shed kita sama sekali ga boleh ganggu proses ini. biarkan ular dalam keadaan tenang dan jangan di handle loh ya. tempatkan di tempat yg tenang dan lembab. kalau perlu sediakan cawan berisi air agar kandangnya terjaga humiditynya atau bisa ajdi tempat berendam buat memudahkan shednya. kalau perlu berikan ranting atau batu agar membantu ular melepaskan kulit dari badannya...<br />
<br />
sekian dan terima kasih... <img alt="" border="0" class="inlineimg" src="http://static.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/14.gif" title="Big Grin" /><br />
kalau tulisan saya membantu silahkan kirimkan cendol...<img alt="" border="0" class="inlineimg" src="http://static.kaskus.us/images/smilies/s_sm_cendol.gif" title="Blue Guy Cendol (S)" /><br />
hehehehehhe.... </div>Bang Yasirhttp://www.blogger.com/profile/09292049743915430588noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2764866589573711097.post-1757642397676451822011-08-17T04:36:00.001-07:002011-08-17T04:36:22.274-07:00Aneka Morph Western HognoseOleh Wongbanyumas<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Setelah beberapakali surfing dan tengok kanan kiri di mbah google saya memutuskan untuk membuat tulisan ini. Saya coba akan memberikan gambaran bahwa hognose (<span style="font-style: italic;">Heterodon nasicus</span>) juga punya variasi morph yang fantastis...<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Albino (recessive)</span><br />
Albino, atau amelanistic, ular hognose umumnya memiliki pucat ke latar belakang putih dan kuning pucat ke kuning muda (atau sedikit oranye) bercak. Mutasi ini resesif sederhana. Dwane Richards Texas Pet Shop adalah yang pertama kali tercatat mengumpulkan spesimen albino pada 20 tahun yg lalu. Dapat menghasilkan albino. Snow Albino, Sunglow & bahkan menghasilkan keturunan Paradox Albino.<br />
<img alt="Image" height="298" src="http://www.ultimatehognose.com/images/morphs/albino.jpg" width="400" /><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Ghost (recessive)</span><br />
Rich Hume & Vin Russo memulai perjalanan untuk menciptakan Morph Hognose terbaru. Mereka mencoba mensilangkan Hogs Hypo dengan Hognose Axanthic. pembibitan ini mengakibatkan clutch kecil hets Double untuk Ghost(Hypo & Axanthic). Kami mengangkat ini hets ganda selama 3 tahun dan semuanya terbayar pada musim panas tahun 2010 dengan kelahiran pertama Ghost Hognose. <br />
<img alt="Image" height="300" src="http://gallery.kingsnake.com/data/33394IMGP1694-med.JPG" width="400" /><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Toffe Belly (recessive)</span><br />
<img alt="Image" height="300" src="http://www.ultimatehognose.com/images/morphs/toffee2.JPG" width="400" /><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Hypo (recessive)</span><br />
Hypomelanistic sebenarnya mungkin bentuk unik albinisme, atau bahkan mungkin T + albino, namun pada awalnya disebut "hypomelanistic" ketika diproduksi. Hypomelanistism adalah salah satu sifat resesif langka di dalam kompleks Hognose. Sifat ini sangat jarang di koleksi & dimulai oleh Dwayne Richard (orang yang memulai Albino Hognose). Perut mereka merah muda & putih dengan warna lavender. <br />
<img alt="Image" height="300" src="http://www.ultimatehognose.com/images/morphs/hypo.jpg" width="400" /><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Pastel Pink Albino (recessive)</span><br />
Pastel Pink Albino (PPA) adalah baris terpisah dari amelanism dalam hognoses yang telah translucent pink, bukan kuning, bercak. bloodline ini dilaporkan tidak alelik ke garis umum lebih hognose ular albino. Dengan kata lain, ini adalah gen baru yang merupakan pelengkap ke "kuning" albino mutasi standar. Pada intinya, itu dua kali lipat jumlah potensi morphs yang dapat diproduksi dalam koloni hognose!<br />
<img alt="Image" height="300" src="http://www.ultimatehognose.com/images/morphs/pinkpastel.JPG" width="400" /><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Jungle (recessive)</span><br />
<img alt="Image" height="298" src="http://www.ultimatehognose.com/images/morphs/jungle.JPG" width="400" /><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Caramel (recessive)</span><br />
<img alt="Image" height="300" src="http://www.ultimatehognose.com/images/morphs/caramel.jpg" width="400" /><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Anerythristic (recessive)</span><br />
Anerythristic, atau axanthic, hognoses pada dasarnya abu-abu dan hognose hitam yang tidak "berlumpur". Axanthic (kurang kuning) mungkin adalah paling langka dari sifat resesif dalam ular Hognose Barat. Sifat ini merupakan bahan yang luar biasa untuk menciptakan morphs hognose baru & menarik. Dengan popularitas Albino - gen baru ini akan menjadi kunci untuk menciptakan "Snow". Hal ini juga dapat dikombinasikan dengan gen Hypo untuk membuat "Ghost" Hognose.<br />
<img alt="Image" height="298" src="http://www.ultimatehognose.com/images/morphs/anery.JPG" width="400" /><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Lavender (recessive)</span><br />
Merupakan salah satu varian albino hognose. Dengan warna tubuh ungu dan mata agak keunguan, bukan merah.<br />
<img alt="Image" height="302" src="http://www.ultimatehognose.com/images/morphs/lavender_david_turcotte.jpg" width="400" /><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Leucistic Hognose</span><br />
Leucistic hog masih menjadi misteri sampai dengan saat ini. Keberadaannya masih sangat misterius dan dikabarkan bahwa kebun bintanag Denver, Colorado memiliki beberapa spesimen yang didapat dari kepolisian hasil penyitaan dari salah seorang breeder pada tahun 2003. Sang breeder menyatakan dia sempet melepaskan beberapa indukan leucistic di dataran Colorado sehinggan masih ada kemungkinan spesimen lucy akan diketemukan atau minimal bentuk Hets nya.<br />
<img alt="Image" height="311" src="http://i20.photobucket.com/albums/b214/FloridaHogs/Western%20Hognose/Leucisticwesthognose2b.jpg" width="400" /><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Snow (double recessive)</span><br />
Snow adalah kombinasi yang cantik antara tubuh berwarna ungu muda dan mata merah. Hasil kombinasi albino dengan anery.<br />
<img alt="Image" height="300" src="http://www.ultimatehognose.com/images/morphs/snow.jpg" width="400" /><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Tiger</span><br />
Tiger pada hognose berbeda dengan tiger pada retic. Motif tiger terlihat seperti belang asli pada macan/harimau. Coraknya terbelah dua pada punggungnya.<br />
<img alt="Image" height="300" src="http://farm5.static.flickr.com/4091/5034956132_782ef872de_z.jpg" width="400" /><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Twin Spot</span><br />
dapat dilihat dari namanya twin spot memiliki corak seperti dua buah spot/bintik yang berdekatan pada punggungnya.<br />
<img alt="Image" height="236" src="http://farm5.static.flickr.com/4142/4913747627_7161b0c934_z.jpg" width="400" /><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Anaconda (co-dominant)</span><br />
Jika dilihat sepintas ular ini mempunyai corak menyerupai ular anaconda. Karena coraknya itulah maka dinamai morph anaconda. Anaconda merupakan codom pertama dari hognose. Pertama kali diproduksi pada 2004, kompinasi pastel het pink dengan normal.<br />
<img alt="Image" height="267" src="http://www.ultimatehognose.com/images/morphs/anaconda.jpg" width="400" /><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Super Anaconda (dominant)</span><br />
Salah satu morph terbaik dari hognose. Merupakan bentuk anaconda patternless. Morph yang satu ini jika dikombo dengan morph lain maka akan menghasilkan berbagai ular morph yang unik. Super Anaconda diperoleh dengan jalan mengawinkan jantan anaconda dengan betina anaconda.<br />
<img alt="Image" height="291" src="http://www.ultimatehognose.com/images/available/patternlessfemale.jpg" width="400" /><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Spider (dominant)</span><br />
Terlihat seperti twinspot, dengan corak pada punggung berupa dua spot terpisah. Ingat dengan BallPython Spider? Morph yang satu ini dinamai spider karena sedikit banyak coraknya terlihat seperti spider pada BP.<br />
<img alt="Image" height="289" src="http://www.ultimatehognose.com/images/morphs/spider.jpg" width="400" /><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-size: 150%; line-height: 116%;">Line Traits</span></span></span><br />
<span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">1. Hijau</span></span><br />
<img alt="Image" height="266" src="http://jmgreptile.com/cimages/green001.JPG" width="400" /><br />
<span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">2. Ungu</span></span><br />
<img alt="Image" height="298" src="http://www.ultimatehognose.com/images/plains/red2.JPG" width="400" /><br />
<span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">3. Merah</span></span><br />
<img alt="Image" height="266" src="http://jmgreptile.com/cimages/red003.JPG" width="400" /><br />
<span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">4. Kuning</span></span><br />
<img alt="Image" height="294" src="http://www.cuttingedgeherp.com/nss-folder/cornratsnakepictures/YelHog2.jpg" width="400" /><br />
<br />
<br />
Silahkan kritik dan saran untuk perbaikan tulisa ini dan manembah ilmu kita soal si hogy... <img alt=":salut:" src="http://www.reptilx.com/rxforum/images/smilies/icon_salut.gif" title="salut" /> <br />
<br />
Sumber: <br />
<a class="postlink" href="http://www.ultimatehognose.com/">http://www.ultimatehognose.com</a><br />
<a class="postlink" href="http://www.snakesnmoresnakes.blogspot.com/2009/01/morph-photos-of-western-hognose-snake.html">http://www.snakesnmoresnakes.blogspot.c ... snake.html</a><br />
<a class="postlink" href="http://www.westernhognose.com/">http://www.westernhognose.com</a><br />
<a class="postlink" href="http://www.cuttingedgeherp.com/hognose/list.nhtml">http://www.cuttingedgeherp.com/hognose/list.nhtml</a><br />
<a class="postlink" href="http://www.kjunsnakehaven.com/hognose.htm">http://www.kjunsnakehaven.com/hognose.htm</a></div>Bang Yasirhttp://www.blogger.com/profile/09292049743915430588noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2764866589573711097.post-73205669338721727582011-06-13T11:02:00.000-07:002012-06-12T08:58:54.405-07:00Vine Snake / Wipe Snake<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"></span></div><div class="separator" style="clear: both; line-height: normal; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-0lPg8afsMN4/TfZHVfAQPbI/AAAAAAAAABY/ZfIDd3o1Xuk/s1600/Widescreen+vine+snake+photos.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="http://2.bp.blogspot.com/-0lPg8afsMN4/TfZHVfAQPbI/AAAAAAAAABY/ZfIDd3o1Xuk/s1600/Widescreen+vine+snake+photos.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://2.bp.blogspot.com/-0lPg8afsMN4/TfZHVfAQPbI/AAAAAAAAABY/ZfIDd3o1Xuk/s320/Widescreen+vine+snake+photos.jpg" width="320" /></a><a href="http://3.bp.blogspot.com/-3W0h2Gu9jmQ/TfZJClMfD9I/AAAAAAAAABc/NqLpQi7go4E/s1600/Green+Vine+Snake.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="238" src="http://3.bp.blogspot.com/-3W0h2Gu9jmQ/TfZJClMfD9I/AAAAAAAAABc/NqLpQi7go4E/s320/Green+Vine+Snake.jpg" width="320" /></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman',serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;"><br />
</span></span></div><div style="text-align: justify;">Klasifikasi ilmiah</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>Kerajaan</b>:</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><i>Animalia</i></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>Filum</b>:</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><i>Chordata</i></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>Kelas</b>:</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><i>Reptilia</i></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>Ordo</b>:</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><i>Squamata</i></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>Upaordo</b>:</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><i>Serpentes</i></div><div style="text-align: justify;"><b>Famili</b>:</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><i>Colubridae</i></div><div style="text-align: justify;"><b>Genus</b>:</div><div style="text-align: justify;"><i>Ahaetulla</i></div><div style="text-align: justify;"><b>Spesies</b>:</div><div style="text-align: justify;"><i>A. prasina</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Nama binomial : Ahaetulla prasina</div><div style="text-align: justify;">Dryophis prasinus</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ular gadung adalah sejenis ular berbisa lemah yang tidak berbahaya dari suku Colubridae. Secara umum, di wilayah Indonesia barat ular ini disebut dengan nama ular pucuk. Nama-nama daerahnya di antaranya oray pucuk (Sd.), ula gadung (Jw.), dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Oriental whip-snake.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Disebut ular gadung karena ular ini sepintas menyerupai pucuk tanaman gadung (Dioscorea hispida) yang hijau lampai.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Penampakan Fisik</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ular berwarna hijau, panjang dan amat ramping. Terkadang ada pula yang berwarna coklat kekuningan atau krem atau keputihan, terutama pada hewan muda. Panjang tubuh keseluruhan mencapai 2 m, meski kebanyakan sekitar 1,5 m atau lebih; lebih dari sepertiganya adalah ekornya yang kurus seperti cambuk.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kepala panjang meruncing di moncong, jelas lebih besar daripada leher yang kurus bulat seperti ranting hijau. Mata besar, kuning, dengan celah mata (pupil) mendatar. Panjang moncong sekurangnya dua kali panjang mata. Pipi dengan lekukan serupa saluran horizontal ke arah hidung, memungkinkan mata melihat dengan pandangan stereoskopik dan memperkirakan lokasi mangsa dengan lebih tepat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sisi atas tubuh (dorsal) hijau terang atau hijau agak muda, merata hingga ke ekor yang biasanya sedikit lebih gelap. Terkadang, bila merasa terusik, ular pucuk atau biasa disebut ular gadung pari (nama lain di jawa tengah)akan melebarkan, memipihkan dan melipat lehernya serupa huruf S, sehingga muncul warna peringatan berupa belang-belang putih dan hitam pada kulit di bawah sisiknya. Sisi bawah tubuh (ventral) hijau pucat keputihan, dengan garis tipis kuning keputihan di sepanjang tepi bawah tubuh (ventrolateral).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Perisai (sisik-sisik besar) di bibir atas (supralabial) 8-9 buah, yang nomor 4 sampai 6 menyentuh mata. Sisik-sisik dorsal dalam 15 deret, 13 deret di dekat ekor. Sisik-sisik ventral 189-241 buah; sisik anal berbelah, jarang tunggal; sisik-sisik subkaudal 169-183 buah (Tweedie 1983: 154-207 buah).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Kebiasaan</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ular yang sering terlihat atau didapati di pekarangan, kebun, semak belukar dan hutan. Senang berada di tajuk pepohonan dan semak, ular gadung tidak jarang terlihat menjalar di atas tanah, rerumputan, atau bahkan menyeberangi jalan. Terkadang ular ini terlihat menjulurkan kepalanya di antara dedaunan, dan sesekali bergoyang seolah sulur-suluran tertiup angin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ular gadung aktif di siang hari (diurnal), memburu aneka hewan yang menjadi mangsanya; seperti kodok, cecak dan bunglon, serta aneka jenis kadal. Bahkan juga burung kecil dan mamalia kecil.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seperti banyak jenis ular pohon, ular gadung bersifat ovovivipar. Telurnya menetas di dalam rahim dan keluar sebagai anak sepanjang kurang-lebih 20 cm. Sekali beranak jumlahnya mencapai 9 ekor.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di Sumatra, ular ini ditemui mulai dari dekat pantai hingga ketinggian 1300 m dpl.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Daya bisa</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ular gadung termasuk mudah ditangkap dan mudah dijinakkan. Ketika baru tertangkap, biasanya ular ini lebih agresif dan mudah terprovokasi. Memipihkan lehernya dan menampakkan warna-warna peringatannya, ular gadung akan mencoba menggigit penangkapnya. Namun dengan penanganan yang lemah lembut dan hati-hati, umumnya ular gadung dapat segera ditenangkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bisa ular ini termasuk katagori menengah, dan dapat membunuh seekor burung pipit dalam waktu beberapa menit saja. Akan tetapi sejauh ini diketahui tidak membahayakan manusia. Dampak gigitan bervariasi mulai dari luka gigitan kecil yang sedikit pedih, atau agak gatal, sampai ke pembengkakan ringan disertai sedikit rasa pegal. Secara tradisional, luka ini biasanya diolesi madu, atau diberi antiseptik seperti larutan yodium untuk mencegah infeksi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber :: id.wikipedia.org</div>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2764866589573711097.post-51162568201554829132011-06-12T08:32:00.000-07:002012-06-12T08:59:11.739-07:00Penyakit Umum Pada Ular<div style="text-align: justify;">1. Bisul bernanah / Abscesses.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pada umumnya bisul bernanah disebabkan oleh luka yang terinfeksi oleh kuman sewaktu proses penyembuhan. Bisul ini berbentuk seperti gumpalan yang menonjol dari bawah kulit yang bisa juga memanjang sampai ke organ dalam ular. Biasanya agak sukar dibedakan bisul bernanah ini dengan tumor, atau telur atau sembelit pada ular dan hanya dokter hewan yang berpengalaman yang boleh menangani kasus bisul bernanah ini karena mereka bisa memberikan diagnosa yang tepat apalagi bila melibatkan organ bagian dalam dari ular. Perawatan yang diperlukan untuk bisul bernanah ini termasuk dalam kegiatan membedah bisul dan kemudian mengeluarkan nanah seluruhnya dilanjutkan dengan pembersihan dan penutupan bekas luka sambil memberikan perawatan antibiotik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">2. Melepuh / Blister.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Biasanya hanya diderita oleh ular peliharaan. Ini adalah penyakit yang bisa dihindari melalui perawatan lingkungan yang tepat. Apabila ular dipelihara dengan alas yang kotor, berjamur atau terlalu basah/ lembab, maka luka melepuh yang berisi air bisa terjadi di bagian bawah badan ular. Luka lepuh ini berbeda dengan luka melepuh akibat panas dan harus diperhatikan secara seksama dulu sebelum perawatan. Awalnya hanya akan muncul satu atau dua luka lepuh tapi apabila diabaikan bisa bertambah dan bisa juga mengancam keselamatan ular itu apabila menyebar ke mulut, hidung dan lubang anus ular. Perawatan yang paling tepat adalah pencegahan. Jagalah agar alas selalu bersih dan kering, segera bersihkan apabila terlihat ada kotoran atau air kencing dan gantilah alas secara teratur. Luka lepuh yang jumlahnya masih sedikit, bisa diobati sendiri di rumah. Sterilkan sebatang jarum yang tajam dan secara perlahan pecahkan luka lepuh itu lalu gunakan kapas atau perban yang bersih untuk menyerap sebanyak mungkin cairan yang ada di dalam luka lepuhan itu. Dilanjutkan pengobatan untuk lukanya, dua kali sehari dioleskan betadine atau hydrogen peroxide dan bubuhkan juga antibiotik. Apabila kiranya luka lepuh ini cukup banyak atau berlanjut ke bagian bagian tertentu dari ular, lebih baik segera dibawa ke dokter hewan yang berpengalaman.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">3. Luka bakar / burns.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Luka bakar pada reptil biasanya muncul sewaktu reptil mencari tempat yang hangat , sayangnya tempat itu terlalu panas atau si ular berdiam disana terlalu lama. Didalam kandang, sewajarnya tidak ada sumber panas , karena yang digunakan adalah panasnya bukan sumber panasnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hot rocks biasanya dijual kepada pemelihara reptil pemula sebagai penghangat untuk reptil, tapi hot rocks memiliki reputasi yang buruk karena bisa mengakibatkan luka bakar. Ular yang lepas seringkali mencari tempat yang hangat untuk bersembunyi, misalnya di dekat mesin heater, yang kemudian bisa mengakibatkan luka bakar. Ciri2 luka bakar pada ular adalah sisik yang berwarna coklat, hitam atau abu abu dan di luka bakar yang lebih serius, akan melepuh. Luka bakar ringan harus dibersihkan setiap hari dengan hydrogen peroxide atau Betadine yang sudah dicairkan lalu diolesin krim untuk luka bakar yang mengandung antibiotik, sedangkan luka bakar yang serius, harus ditangani oleh dokter hewan yang berpengalaman yang bisa memutuskan apa yang harus dilakukan pada kerusakan jaringan kulit dan dehidrasi pada ular</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">4. Sembelit</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pencernaan ular tergantung pada ukuran dan metabolismenya, bisa lebih lama, bisa juga lebih cepat, tapi apabila jadwal yang seharusnya sudah terlewati dan ular terlihat bengkak, lesu dan kurang nafsu makan itu mungkin disebabkan oleh sembelit. Pengobatan sederhana memerlukan perendaman di air hangat selama 15 menit /hari yang biasanya bisa sangat membantu mempercepat pengeluaran apalagi bila dibantu dengan pijatan ringan ke arah bawah selama perendaman. Apabila tindakan ini tidak membantu dan bagian perut ular semakin membengkak, lebih baik segera menemui dokter hewan yang berpengalaman , karena terkadang, kotoran bisa berbentuk sangat keras dan tidak bisa dikeluarkan atau ular memakan sesuatu yang tidak bisa dikeluarkan secara normal sehingga diperlukan tindakan operasi untuk mencegah kematian.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">5. Luka gores & gesekan / Cuts and abrasions</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Apapun bentuk lukanya, harus ditangani seperti kita menangani luka pada manusia dimana luka harus dalam keadaan selalu bersih, di obati dengan antibiotik setiap hari sampai sembuh. Membalut luka dengan perban pada ular adalah hal yang hampir tidak mungkin, jadi sebagai penggantinya bisa dipakai band aid yang tahan air. Tapi apabila luka terjadi pada bagian kepala, lebih baik ular diamankan di ruangan perawatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Luka gesekan biasanya terjadi sewaktu ular terus menerus menggesekkan mukanya ke bagian kandang berusaha untuk keluar, jadi cara pencegahan adalah menutup bagian kandang atau merubah struktur kandang. Luka gigitan dari binatang lain atau ular lain bisa dicegah dengan memisahkan binatang , mangsa mamalia seharusnya dibuat setengah sadar atau mati sewaktu diberikan kepada ular untuk mencegah tindakan bela diri dari si mangsa yang bisa mengakibatkan luka pada pemangsanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">6. Inclusion Body Disease (IBD)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">IBD adalah salah satu penyakit paling berbahaya yang ditemui di ular peliharaan. Biasanya dijumpai di jenis boa dan python terutama pada jenis molurus dan boa constrictors. Tanda tanda berbeda pada tiap jenis tapi biasanya melibatkan gangguan saraf , tumor dan penyakit lainnya. Tanda khas dari gangguan saraf pada ular adalah keadaan dimana ular tidak bisa mendirikan badannya, selalu tergolek ke arah belakang, melihat ke atas (star gazing), tidak merespon gerakan , besar pupil mata yang tidak seimbang, muntah muntah dan kelumpuhan. Apabila anda mencurigai ular anda menderita IBD, segeralah isolasikan pada tempat yang terpisah dan segera mencari bantuan dari dokter hewan yang berpengalaman. Sampai sekarang ini, belum ada pengobatan yang bisa mengobati IBD, dan biasanya tindakan euthanasia selalu dianjurkan. Tindakan pencegahan untuk IBD adalah selalu melakukan tindakan karantina terhadap ular yang baru selama 90 – 180 hari sebelum menggabungkan dengan ular lain dan pembersihan kandang ular dari kutu yang diduga juga menjadi penyebar IBD harus selalu dilakukan , dan jangan menggunakan kandang yang pernah dipakai ular yang menderita IBD untuk ular lain sebelum diadakan pembersihan total dengan cairan pemutih /bleaching.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">7. Parasit / parasites</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ular ular tangkapan liar biasanya menderita parasite, tapi bisa juga diakibatkan oleh mangsa atau tertular dari ular lain. Penyakit yang disebabkan oleh parasite biasanya agak susah untuk dideteksi, gejala gejalanya biasanya muntah , kurang nafsu makan, berat badan yang menurun dan penampilan sakit dari ular. Kotoran ular yang dibawa ke laboratorium untuk diperiksa bisa untuk mendiagnosa adanya parasit pada ular, yang kemudian bisa dijadikan acuan pengobatan. Tanpa adanya diagnosa dari dokter hewan yang berpengalaman, pemakaian obat cacing sangat tidak dianjurkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">8. Kutu dan Caplak / Mites & ticks</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kutu pada ular biasanya berbentuk hewan kecil seperti titik yang berkeliaran di kulit ular. Warnanya bisa merah, hitam atau putih sementara caplak berbentuk lebih besar yang tergantung pada bagian tertentu pada ular atau ada di bawah sisik ular. Metode teraman untuk menyingkirkan caplak ini dengan mengoleskan petroleum jelly pada caplak untuk memaksa caplak ini melepaskan gigitannya pada ular. Mencabut caplak pada ular dengan menggunakan pinset juga harus dipastikan kepala caplak itu ikut tercabut karena apabila kepala caplak itu tertinggal di kulit ular, bisa mengakibatkan infeksi yang kemudian bisa mengakibatkan abses atau luka bernanah . apabila ini terjadi, segeralah menemui dokter hewan yang berpengalaman.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Penanganan kutu yang paling aman adalah merendam ular itu dengan air hangat, selama beberapa jam, sampai terlihat kutu kutu yang terlepas dari kulit dan tenggelam di dalam air, dan selama kegiatan ini dilakukan, jangan lupa juga membersihkan kandang ular itu untuk mencegah adanya serangan lanjutan dan segera ganti tempat2 atau alat2 yang dicurigai menjadi sarang kutu. Pembersihan sebaiknya dilakukan menggunakan cairan pemutih/bleaching lalu di jemur di panas matahari selama mungkin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">9. Muntah / Regurgitation.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Penyebab muntahnya ular biasanya disebabkan oleh stress , penanganan yang terlalu cepat sehabis makan , lingkungan yang tidak layak atau penyakit yang belum terdiagnosa. Setelah makan, tunggu selama minimal 2 hari sebelum menangani ular, biarkan juga ular mempunyai tempat hangat yang bisa membantunya mencerna makanannya. Kalau sempat perhatikan juga kalau alaminya ular mencari tempat hangat dan bersembunyi setelah makan. Suhu yang terlalu dingin juga bisa menyebabkan ular memuntahkan makanannya , yakinkan kalau makanan dalam keadaan tidak tercemar dan dalam ukuran yang seharusnya. Apabila ular muntah lebih dari satu kali maka penyebabnya bukan lagi stress atau lingkungan yang tidak memadai melainkan gejala penyakit. Segeralah bawa ke dokter hewan yang berpengalaman. Ular muntah tidak boleh dianggap remeh karena muntah bisa menyebabkan akibat psikologis pada ular yang mengakibatkan ular menghindari jenis makanan tertentu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">10. Penyakit pernafasan / Respiratory Infection</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Banyak penyakit pernafasan bisa ditangani dan dicegah dengan pemeliharaan yang terjaga baik lingkungan atau keadaan. Tempat yang bersih, bebas stress dengan suhu yang hangat bisa membuat ular hidup senang dan sehat . gejala penyakit pernafasan antara lain batuk, bersin, bernafas dengan mulut terbuka, keluar cairan dari hidung/mulut, nafas yang berbunyi dan lesu . Apabila gejala gejala diatas mulai nampak, segera tingkatkan suhu kandang sampai 30 derajat celcius untuk merangsang daya tahan ular lalu pisahkan dari ular ular lain, baik kandang atau ruangan lain karena penyakit pernafasan ini bisa menular dari udara. Apabila keadaan semakin memburuk, segera temui dokter hewan yang berpengalaman, biasanya mereka akan memberikan antibiotik baik melalui obat atau suntikan dan juga tambahan vitamin .</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">11. Problem ganti kulit / Shedding problem (retained eyecaps , tail)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kelembaban adalah kunci untuk mencegah masalah ganti kulit pada ular. Dimulai waktu mata ular mulai kelabu, selalu dianjurkan untuk menyemprotkan air didalam kandang untuk menjaga kelembaban. Tempat air juga harus ada untuk tempat ular berendam menjelang ganti kulit itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beberapa ular kadang mengalami kesulitan sewaktu ganti kulit yang diakibatkan lingkungan yang kering atau bekas luka. Selalu memeriksa kulit lama yang harusnya dalam satu bentuk dan tidak terpecah pecah. Yakinkan kalau bagian mata dan ekor juga ikut mengelupas. Karena pengelupasan bagian ekor yang tidak sempurna bisa mengakibatkan kulit lama menumpuk dan membuat aliran darah ke bagian ekor tidak sempurna dan akhirnya harus diamputasi karena membusuk.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pada bagian mata, apabila tertinggal harus disingkirkan untuk mencegah infeksi yang mengakibatkan kebutaan pada ular. Untuk menyingkirkan kulit mata , basahi mata ular dengan air bersih lalu gunakan dobel tape, sentuh bagian mata supaya kulit lama menempel. apabila kulit di bagian mata masih juga menempel,segera jumpai dokter hewan yang berpengalaman.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">12. Sariawan / Stomatitis</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Juga dikenal dengan sebutan mouth rot, ini adalah penyakit yang umum dijumpai pada ular peliharaan. Sewaktu bakteri memasuki mulut, bisa menyebabkan infeksi meliputi bagian mulut, gusi dan berpotensi juga menyerang bagian pencernaan ular. Tanda tanda ular terkena sariawn antara lain adanya pembengkakan , perubahan warna pada mulut dan gusi, mulut yang tidak bisa tertutup sempurna. Pencegahan bakteri bisa dilakukan dengan pembersihan yang teratur, air minum bersih dan menyingkirkan segala benda yang bisa mengakibatkan luka pada mulut ular. pisahkann ular yang terinfeksi dari yang lain, bersihkan mulut dengan kapas atau cotton bud dengan betadine yang dicairkan, yakinkan kalau ular tidak menelan cairan pembersih dengan mengarahkan kepala ular ke bagian bawah sewaktu melakukan pembersihan, lalu oleskan obat yang mengandung antibiotik, apabila keadaan tidak juga membaik selama seminggu, segera jumpai dokter hewan yang berpengalaman sesegera mungkin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">13. Dubur Keluar (rectal collapse/prolaps)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dubur keluar terjadi ketika bagian terakhir dari usus - dubur - "muncul keluar" dari anus. Bahayanya ialah bahwa bagian tersebut dapat kering atau luka-luka ketika ular bergerak, membengkak dan mati, dan dapat mematikan jika tidak ditangani dengan cepat. Penyakit ini di Candoia tampaknya sangat langka, mungkin hanya terjadi pada ular tertentu. Prolapse di ular pada umumnya, bagaimanapun, tidak jarang, tetapi tidak cukup umum. Pada green tree boas hal ini sering terjadi. Ada beberapa kemungkinan alasan untuk sebuah prolaps: parasit, dehidrasi, stres, dan overfeeding / powerfeeding. Kebanyakan candoia mengalami kegemukan akibat overfeeding hal ini yang memicu terjadinya prolaps. Selain itu penyabab lain juga dehidrasi, meskipun mangkuk besar air dan mistings tiga kali seminggu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Prolaps jika tidak segera ditangani akan mengakibatkan prolaps tersebut mengering. Bahkan pada beberapa kasus dapat membentuk membran pelindung seperti kulit. Jika tidak tepat untuk memasukkan kembali prolaps ke dalam perut akan menimbulkan luka pada membran tipis tersebut. Kami berpikir untuk sementara bahwa hal itu tidak akan mungkin untuk masukkan kembali dan itu harus dipotong. Beberapa dokter hewan menggunakan thermometer untuk memasukkan kembali prolaps ke dalam perut ular.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk mengobatinya dapat dilakukan dengan melakukan pengurangan makanan. Jangan sekali memencet perut ular dengan alasan apapun. Berikan air hangat diperutnya agar ular merasa nyaman dan diharapkan prolaps akan masuk kembali ke dalam perut. Jika terjadi prolaps kita dapat segera memasukkan prolaps tersebut ke dalam perut ular. Dilakukan dengan jari saja cukup. Kalua jijik dapat menggunakan sarung tangan. Anda dapat menggunakan gula dan pasta air dan dioleskan pada prolaps, atau krim wasir untuk mencoba mengurangi pembengkakan untuk membantu dengan memasukkan ke dalam perut. Anda juga harus menjaga prolaps yang lembab dengan sedikit minyak mineral atau KY jelly. Dokter hewan mungkin dapat mendorong prolaps kembali dalam menggunakan jarinya atau termometer. Jika ia tidak bisa, tapi dubur masih sehat, ia mungkin menyarankan sayatan kecil untuk memperbesar anus, memberikan ruang yang cukup untuk mendorong prolaps kembali masuk Jika prolaps rektum rusak, mati atau kering.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dua jahitan, satu di kedua sisinya, bisa dianjurkan untuk memastikan penyembuhan yang tepat. Berikan ular dengan antibiotik oral. Jangan beri makan ular Anda selama 3 minggu. Anda harus memastikan ular telah membuang kotorannya. Sebaliknya, menyediakan mangkuk kecil air dan lembab dengan lumut sphagnum basah.Berikan antibiotik jika perlu, mengurangi makan untuk satu kali makan kecil (hanya cukup untuk menyebabkan benjolan kecil di perut) setiap 2-3 minggu; tingkatkan kelembaban, tempatkan di tempat yang tenang. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber: http://ceriwis.us/showthread.php?t=88577 </div>Bang Yasirhttp://www.blogger.com/profile/09292049743915430588noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2764866589573711097.post-7669207733550071072011-06-09T03:38:00.000-07:002011-06-11T06:50:02.081-07:00Cara Beternak Tikus Putih<div style="text-align: justify;">Oleh wongbanyumas</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tikus putih termasuk dalam keluarga rodentia sehingga masih termasuk kerabat dengan hamster, gerbil, tupai, dan mahluk pengerat lainnya. Tikus putih yang kita bicarakan kali ini adalah tikus mencit mus musculus. Bagi para pecinta reptil seperti ular atau pun biawak tikus putih adalah makanan yang populer. Tikus sangat digemari lantaran kandungan gizi yang dimiliki lebih banyak dari pakan lain seperti katak atau burung emprit. Tikus putih (mencit) sangat mudah dikembang biakkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk memulai melakukan breeding mencit yang paling penting adalah menyiapkan indukan. Indukan memegang peranan penting dalam proses breeding. Indukan yang baik dan sehat akan menghasilkan banyak anakan. Tak hanya menyiapkan indukan kita juga harus menyiapkan fasilitas breeding serta pakan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk memulai breeding kita memilih calon indukan yang telah matang kelamin. Induk yang siap kawin adalah yang berumur lebih dari dua bulan. Untuk membedakan jantan dan betina bagi para pemula sangat sulit. Sebenarnya caranya sangat mudah untuk membedakan jenis kelamin tikus putih. Coba pegang buntut hingga tubuh tikus menggantung dan lihat bagian anus. Untuk tikus jantan akan terlihat buah zakar yang cukup besar sedangkan pada tikus betina tidak ada.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah mendapat sepasang induk langkah selanjutnya adalah dengan mencampurkannya. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal kita dapat menggunakan rasioa satu ekor pejantan dengan tiga ekor betina. Biarkan mereka ‘bermain’ bersama sesuai instingnya dan ga perlu diajarin lho... :p</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Wadah yang dapat kita gunakan bermacam-macam mulai dari aquarium sampai bak fiber. Wadah tersebut terserah anda dan sesuaikan dengan kantong anda. Coba sesekali anda cermati para indukan betina. Masa kehamilan tikus putih adalah dua pekan. Setelah satu pekan lebih akan terlihat perut tikus membesar dan tampak jendolan. Kalau kita angkat ekornya maka akan terlihat seperti buah pear yang ranum. Segera kita pisahkan dari tikus yang lain. Tempatkan di tempat yang tenang agar sang ibu tidak mengalami stress. Berikan pakan dan minum yang cukup agar gizi sang induk tetap oke. Sebab pasca melahirkan sang induk harus menyusui selama dua pekan lebih.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Berikan pakan yang berkualitas mulai dari campuran biji-bijan dan voer (pur) ayam. Air minum pun jangan sampai telat agar sang ibu tidak kehabisan cairan tubuh ketika menyusui. Selama satu pekan pertama cindil masih sangat merah. Pekan kedua bulu mulai tumbuh dengan cepat. Memasuki pekan ketiga bulu telah tumbuh dengan sempurna dan tikus muda mulai berjalan-jalan walaupun matanya masih tertutup. Pekan ketiga mata mulai terbuka dan anakan sudah dapat makan sendiri. Selanjutnya angkat indukan anda. Dalam dua bulan anak tikus tadi akan besar dan siap dikawinkan kembali. Selamat mencoba...</div>Bang Yasirhttp://www.blogger.com/profile/09292049743915430588noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2764866589573711097.post-87315948930682437732011-06-08T00:48:00.000-07:002011-06-09T03:33:11.453-07:00Mengenal Retic AlbinoOleh Wongbanyumas<br />
<div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Siapapun akan terpesona dengan kecantikan ular yang satu ini, Albino Reticulated Python. Namun tahukah kamu bahwa albino retic itu ada beberapa type? Kali ini kita akan membahas khusus mengenai albino retic. Albino secara singkat merupakan mutasi genetik yang mengakibatkan hilangnya warna hitam (melanin) pada kulit ular. Hal ini mengakibatkan warna ular menjadi sangat cerah dan cantik. Mutasi gen albino sendiri bersifat resesif yang artinya hanya dapat diturunkan langsung kepada anaknya jika kawin dnegan sesama albino.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i><b>1. Albino Type Satu (Clark Strain)</b></i></div><div style="text-align: justify;">Seperti namanya albino ini pertama kali dibuktikan sebagai proven morph oleh Bob Clark, salah satu breeder terkemuka di jagat bumi saat ini pada tahun 2000. Albino type satu sangat unik karena bersifat polymorphic yang artinya keturunannya punya warna yang berbeda-beda. Dalam satu clutch anakan akan ditemukan tiga warna yakni putih (white phase), lavender phase, dan purple phase.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://a5.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/15746_1101188224599_1673490349_211695_5853823_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="368" src="http://a5.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/15746_1101188224599_1673490349_211695_5853823_n.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">White Phase @Jay PP</td></tr>
</tbody></table><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/15746_1101188184598_1673490349_211694_3369265_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/15746_1101188184598_1673490349_211694_3369265_n.jpg" width="367" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Lavender @Jay PP</td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"><br />
</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://a2.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/197590_1028369364173_1673490349_48196_52069_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="295" src="http://a2.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/197590_1028369364173_1673490349_48196_52069_n.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Purple Phase Albino @Jay PP</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;">Asal muasal retic Albino ini berasal dari Mr Wong yang dibeli oleh Bob. Kemudian Bob melakukan pemuliaan dan pada akhirnya retic albino dapat dikembangkan dan menyebar ke seluruh dunia.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://i347.photobucket.com/albums/p460/999lucy/albinoF0MalaysiaBobClark.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="263" src="http://i347.photobucket.com/albums/p460/999lucy/albinoF0MalaysiaBobClark.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">F0 @999Lucy (Reptilx)</td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i><b>2. Albino Type Dua (Kahl Strain)</b></i></div><div style="text-align: justify;">Tipe tiga ini juga dikenal dengan nama amelanistic atau disingkat amel. Albino amel adalah tipe albino sejati karena benar-benar memiliki warna putih yang bersih dan memiliki mata merah. Kebanyakan orang sulit membedakan albino amel dengan albino white phase. Namun kalau ternyata teliti albino amel memiliki kepala berwarna putih dan mata full merah. Albino ini terbukti proven morph oleh kahl baldogo pada 2003.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.bobclark.com/images/animals/retic_type2albinotiger3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="276" src="http://www.bobclark.com/images/animals/retic_type2albinotiger3.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Albino Amel @Bob Clark</td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i><b>3. Albino Type Tiga (Caramel)</b></i></div><div style="text-align: justify;">Dikenal dengan warnanya yang seperti caramel. Caramel = menambah pigment hitam pada albino yg disebut T +. Semua warna hitam diganti dengan warna ungu. Semua pigmen gelap lainnya tidak ada. Warna yang muncul adalah keemasan, kuning pucat dan ungu.</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.bobclark.com/images/animals/retic_blond2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="http://www.bobclark.com/images/animals/retic_blond2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Caramel @Bob Clark</td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebagai Informasi tambahan apabila retic albino beda tipe dikawinkan maka tidaka akan menghasilkan albino. Hasilnya adalah anakan normal yang membawa het (dobel) albino.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>Bang Yasirhttp://www.blogger.com/profile/09292049743915430588noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2764866589573711097.post-15229766063034511382011-06-06T21:49:00.000-07:002011-06-09T03:32:51.844-07:00Macam-macam Obat untuk Reptil<h3 class="uiHeaderTitle" style="text-align: justify;"><br />
</h3><div class="mtm
fbDocument" style="text-align: justify;"><div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4dedac5bc2e3c5552752534">Teramycin cair<br />
Kegunaan : mengobati flu pada tortoise, MouthRot (Sariawan), Respiratory Infection (Infeksi Pernafasan)<br />
Dosis : Belum Jelas (Selama ini hanya kira-kira tergantung ukuran reptil)<br />
Frekuensi : 1-3 kali sehari<br />
Cara Pemakaian : Teramycin diteteskan ke bagian yang luka sariawan, diteteskan pada hidung bila flu dengan menggunakan jarum sunt<span class="text_exposed_hide">...</span><span class="text_exposed_show">ik insulin (ukuran 1 mg).</span><br />
<span class="text_exposed_show"> <br />
Bubuk PK<br />
Kegunaan : Cacar pada kuklit<br />
Dosis : Tergantung ukuran reptil & hanya untuk obat luar sebagai campuran air rendaman<br />
Frekuensi : 1 kali sehari (pada saat reptil dimandikan)<br />
Cara Pemakaian : masukan serbuk pk pada air lalu rendamkan reptil beberapa saat, usahakan cairan jangan terminum hewan.<br />
<br />
Air Daun Sirih<br />
Kegunaan : Mengatasi Kutu<br />
Frekuensi : 1 kali sehari (pada saat reptil dimandikan)<br />
Cara Pemakaian : rebus daun sirih hingga mendidih laulu biarkan hingga dingin, Reptil direndam dalam Air Daun Sirih, kira kira selama 10-15 menit atau lebih. Kemudian Reptil dilap dan dijemur selama 10-15 menit hingga hangat.<br />
<br />
Betadine Cair (kumur)<br />
Kegunaan : Mengatasi infeksi akibat Luka (sobek dan sejenisnya), membersihkan & menyembuhkan jigong pada ular sariawan sebagai antiseptic.<br />
Frekuensi : sama seperti manusia<br />
Cara Pemakaian : Luka dibersihkan dengan cairan Betadine, oleskan pada bagian yang sariawan ato luka.<br />
<br />
Minyak Ikan<br />
Kegunaan : Merangsang Nafsu Makan, baik untuk kesehatan<br />
Frekuensi : bisa 2 minggu 1 x dirasa cukup.<br />
Cara Pemakaian : biasanya force feed langsung ke dalam mulut<br />
<br />
Flagyl (Botol 60 mg)<br />
Kegunaan : Anti Bacterial<br />
Dosis : Belum Jelas (Selama ini hanya kira-kira tergantung ukuran reptil)<br />
Frekuensi : tergantung penyakit.<br />
Cara Pemakaian : biasanya campur di tempat minum, kadang juga bisa disuapin langsung, karena berbentuk cairan kental seperti syrup.<br />
<br />
Panacur<br />
Kegunaan : Obat Cacing<br />
Dosis : Belum Jelas (Selama ini hanya kira-kira tergantung ukuran reptil)<br />
Frekuensi : tergantung ukuran & jenis reptil<br />
Cara Pemakaian : Tetes langsung, campur ke tempat minum<br />
<br />
Baytril 5%<br />
Kegunaan : untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan negatif serta mycoplasma<br />
Dosis : dicampur air 1ml Baytril per 1 liter air<br />
<br />
Amoxicilin<br />
kegunaan : untuk mengobati gangguan kulit pada kodok, pengobatan dari dalam untuk ular sariawan<br />
cara pemakaian, kapsul amoxylin dibagi 4 , dimasukkan ke jangkrik yang sudah digunting perutnya, lalu diberikan pada kodok.<br />
Pada ular, dipakai untuk mengobati pilek dan sariawan dari dalam.<br />
cara pemakaian, isi kapsul dicampur air dan disuntikkan ke tiput, atau boleh dioleskan pada sariawan langsung.<br />
<br />
Benoson-G (Betamethasone 1mg & Gentamicin 1 mg)<br />
Kegunaan : Untuk luka bakar pada reptil (kulit melepuh), sisik melepuh atau berisi air<br />
Frekuensi : 3 kali sehari<br />
Cara Pemakaian : Oleskan salep Benoson-G pada bagian kulit yang luka / melepuh.<br />
Tersedia di: Apotik<br />
Himbauan: Sebaiknya gunakan sarung tangan karet pada saat mengobati/menangani reptile yang sedang sakit. Jangan lupa cuci tangan dengan sabun (sebaiknya sabun yang berbahan antiseptik) untuk mengurangi penularan ke reptile yang lain atau bahkan ke manusia.<br />
<br />
Albothil<br />
kegunaan: untuk mengeringkan luka pada selaput, bisa untuk sariawan pada ular<br />
cara pakai : oleskan langsung pada luka, campunrkan dengan air baru oles pada bag dalam mulut sariawan<br />
frekuensi: sehari 2x cukup kyanya<br />
<br />
Obat-obat yang mengandung/bersifat kimia yang diatas tidak dianjurkan untuk diberikan untuk reptil kita, karena masih lebih baik dengan obat-obatan tradisional yang bersifat alami agar tidak menimbulkan efek samping yang tidak kita inginkan.<br />
<br />
Salam Reptil</span></div></div>Anonymousnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2764866589573711097.post-76109804154263471012011-06-06T21:38:00.000-07:002011-06-09T03:32:39.380-07:00Blue Tongue (Kadal Panana)<div class="mtm fbDocument"><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-XhZ7iz61c1g/Te2qfSroiuI/AAAAAAAAAAw/vs4DgbDQtqU/s1600/IMG-5118.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="258" src="http://3.bp.blogspot.com/-XhZ7iz61c1g/Te2qfSroiuI/AAAAAAAAAAw/vs4DgbDQtqU/s400/IMG-5118.jpg" width="400" /></a></div><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b>KLASIFIKASI </b><br />
<br />
Hierarki klasifikasi spesies tersebut bisa dilihat di bawah ini:<br />
Kingdom : Animalia<br />
Phylum : Chordata<br />
Subphylum : Vertebrata<br />
Class : Reptilia<br />
Order : Squamata<br />
Suborder : Lacertilia<br />
Family : Scincidae<br />
Genus : Tiliqua<br />
Species : Tiliqua gigas<br />
<br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b> MORFOLOGI, CIRI-CIRI DAN ANATOMI</b></div><div style="text-align: justify;">Spesies ini sering dikenal dengan nama kadal blutong (blue tongue, karena memiliki lidah berwarna biru), kadal panama/panana. Spesies ini merupakan anggota familia Scincidae (skink lizard) dengan genus yang mempunyai anggota beberapa spesies diantaranya T. gigas sendiri, T. scincoides, T. rugosa, T. occipitalis, dll. Dilihat dari familianya, hewan ini mempunyai familia dengan karakter pada umumnya memiliki ciri morfologi sisik sikloid yang berukuran relative besar dengan permukaan kesat kering, sisik kepala memiliki lempeng yang termodifikasi menjadi sisik dengan nama tersendiri, anggota familia Scincidae juga memiliki ekor cukup panjang bulat dan umumnya dapat melakukan autotomi, yang paling khas dari familia ini adalah bahwa familia ini memiliki area persebaran yang cukup luas dan umum ditemukan di area perumahan terutama di Indonesia. Sedangkan karakteristik spesies ini adalah leher pendek dan ekor berbentuk silindris dan padat, kepala seperti anak panah yang tumpul dengan lubang telinga besar, yang unik dari spesies ini adalah walaupun termasuk kadal skink terbesar, blutong memiliki ekstremitas yang kecil sehingga terlihat tidak proporsional dengan tubuhnya. Umumnya blutong memiliki motif banded pada tubuhnya dengan variasi warna yang sangat banyak, mulai dari coklat, hitam, kuning, krem, putih, abu-abu, dll.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sedangkan dilihat dari anatomi, belum ada banyak penelitian yang mengemukakan anatomi spesies ini, tapi jika dilihat perbedaannya denga skink pada umumnya, blutong memiliki kebiasaan menjulurkan lidah, disini terjadi kontroversi yang mengatakan blutong memiliki organ Jacobson, jika dilihat dari perilaku menjulurkan lidah, blutong kemungkinan memang memiliki organ Jacobson, akan tetapi jika dilihat dari ukuran dan bentuk lidahnya hal tersebut perlu dibuktikan lebih lanjut dengan mencoba melakukan pembedahan pada bagian caput blutong.</div><div style="text-align: justify;">Dalam dunia perdagangan spesies ini dikenal dengan banyak variasi corak dan morph akibat permainan genetis secara invitro atau perkawinan galur murni dan kawin silang, akan tetapi pada dasarnya warna asli atau wild tipe adalah coklat muda sebagai warna dasar dan coklat tua hingga hitam sebagai warna coraknya</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b> HABITAT</b></div><div style="text-align: justify;">Spesies ini biasanya hidup pada habitat yang cenderung hangat hingga panas dan kering atau sedikit lembab dengan kisaran suhu sekitar 30 c pada siang hari dengan basking spot bersuhu 40-50 c. sedangkan pada malam hari suhunya sekitar 25 c. Kelembaban yang dibutuhkan antara 60% sampai 70%. Biasanya spesies ini hidup di padang rumput kering dan stepa dan cenderung di daerah yang dekat dengan air dan menempati daerah semak-semak atau bebatuan yang ada. Pada siang hari biasanya basking di area terbuka atau mencari mangsa. Selain itu juga dapat dijumpai pada daerah kering yang hanya terdapat sedikit air didalamnya. Walaupun tubuhnya cenderung gemuk dan memiliki ekstremitas yang kecil, akan tetapi blutong juga pandai memanjat pohon yang jarang terdapat di habitat aslinya, namun demikian blutong mempunyai habitat terestrial sehingga jarang ditemukan pada pepohonan dengan slope yang extreme. Biasanya blutong sering bertempat tinggal di serasah, bekas pohon tumbang dan atau bangunan yang tidak terpakai di pemukiman.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b> PERSEBARAN</b></div><div style="text-align: justify;">Untuk persebaranya, genus ini dapat ditemukan di daerah padang rumput basah hingga semi tandus/kering, stepa dan savannah di Australia dan Indonesia Timur dan sekitarnya dengan ketinggian relatif rendah. Untuk spesies T. gigas evanescens dapat ditemukan di</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b> PERILAKU MAKAN</b></div><div style="text-align: justify;">Blutong bisa dikatakan pemakan segala makanan yang dapat masuk ke mulutnya. Dietnya berkisar dari burung, serangga, ikan, mamalia kecil, buah-buahan dan terkadang sayuran. Pada ukuran bayi hingga juvenile, blutong akan cenderung memakan serangga atau hewan berukuran kecil lainnya dan belum mau memakan buah-buahan. Biasanya pada ukuran bayi hingga juvenile, blutong akan lebih cenderung menyukai makanan berbasis daging, karena pada masa pertumbuhan ini blutong akan memerlukan banyak asupan protein dan kalsium yang didapat dari mangsa hidup. Akan tetapi setelah dewasa, biasanya proporsi makanan daging akan lebih sedikit dibandingkan buah-buahan, karena pada masa ini blutong akan lebih membutuhkan serat untuk memperlancar proses pembuangan, begitu juga vitamin agar tetap menjaga kebugaran tubuh menjelang usia tua. Jika dilihat dari perbedaan habitat blutong Indonesia dan Australia dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan, bias jadi akibat adanya musim dingin pada Australia mengakibatkan blutong disana pertumbuhannya tidak secepat di Indonesia, karena pada musim dingin tersebut blutong akan cenderung hibernasi di lubang-lubang di dalam tanah sehingga pertumbuhannya terhenti untuk sementara. Perbedaan tempat ini juga menjadi barier ekologi dan menghasilkan blutong yang berbeda antara Indonesia dan Australia bukan hanya ditinjau dari ukuran maksimalnya saja. Karena pada dasarnya blutong sendiri memiliki banyak jenis dan spesies, contohnya saja Tiliqua rugosa yang memiliki sisik termodifikasi kasar seperti kulti buah salak akibat habitat yang tandus.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b> PERILAKU REPRODUKSI</b></div><div style="text-align: justify;">Untuk reproduksi, blutong bereproduksi secara internal dan ovovivipar. Biasanya sebelum musim kawin, individu dewasa akan mengalami proses hibernasi pada musim dingin untuk menstimulus produktivitas sperma, biasanya pada bulan November hingga februari, biasanya perkawinan terjadi setelah musim dingin/ hujan berakhir dan blutong jantan akan mulai mencari pasangannya lewat feromon betina yang siap kawin atau sekedar bertemu dengan betina dan melakukan perkawinan dengan diawali ritual yang menyerupai perkelahian. Biasanya pada individu betina yang menolak, blutong jantan akan menggigit bagian pundak betina untuk mengunci gerakan, setelah betina pasrah, maka terjadilah perkawinan. Biasanya selang 3 hingga 6 bulan kemudian betina akan melahirkan 5 hingga 15 bayi blutong yang terbungkus lapisan mucus transparan yang masih memiliki sisa “putih telur” yang selanjutnya bayi blutong akan mengeluarkan diri dari mucus tersebut dan sisa plasenta tersebut akan dimakan oleh bayi itu sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b> PEMANFAATAN</b></div><div style="text-align: justify;">Dalam segi pemanfaatan, blutong biasanya banyak dimanfaatkan untuk hewan peliharaan seperti reptil pada umumnya, selain itu, penduduk lokal jarang menggubris keberadaan blutong karena hanya terlihat seperti kadal kebun biasa dengan ukuran lebih besar. Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman, pada saat ini blutong telah banyak diperdagangkan bahkan di ekspor secara ilegal untuk dijadikan hewan peliharaan karena memiliki tempramen sangat bersahabat serta mudah dalam memeliharanya, terkadang berperilaku senang mencuri perhatian manusia menjadikan blutong sebagai reptile pilihan untuk dipelihara. Hingga saat ini blutong telah sukses dibudidayakan oleh sebagian kecil masyarakat Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar perdagangan hewan peliharaan. Hal tersebut karena untuk membudidayakannya membutuhkan siklus per 2 tahun dan hanya menghasilkan anakan yang sedikit sehingga sedikit sekali breeder yang membudidayakannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b> KONSERVASI</b></div><div style="text-align: justify;">Tiliqua gigas sebenarnya termasu kedalam spesies yang telah dilindungi sejak lama dimana pada saat itu masih gencar terjadi penangkapan di alam dan mengekspornya ke Negara-negara pet consumer terutama Amerika. Akan tetapi pada saat ini beternak blutong disana sudah menjadi hal yang menjanjikan karena hewan ini memang jarang ditemukan bahkan di kalangan breedernya (karena reproduksi hanya terjadi 2 tahun sekali dengan jumlah anakan yang sedikit) oleh karenanya harga jual blutong di Negara-negara maju cukup menjanjikan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b> MEKANISME PERTAHANAN DIRI</b></div><div style="text-align: justify;">Pada dasarnya hampir semua jenis reptil akan menghindari predatornya terutama manusia. Termasuk juga spesies ini, ketika bertemu dengan predator (contoh manusia) akan menghindar sebagai langkah awal entah itu bersembunyi di lubang tikus, menggali di pasir ataupun serasah. Dan ketika keadaannya sudah sangat mendesak (contohnya ada dalam pegangan manusia) blutong liar akan cenderung meronta, mencakar dan mengibaskan ekornya sebagai bentuk penyerangan, dan langkah terakhir adalah dengan gigitanya. Walaupun dalam pemeliharaan blutong bisa menjadi hewan yang sangat jinak dan bersahabat, akan tetapi cukup sering blutong liar dialam melakukan perlawanan sengit ketika ditangkap dan menggigit serta mencakar ketika sudah dalam genggaman tangan. Dan walaupun demikian, umumnya butuh waktu yang tidak singkat untuk kemudian menjinakan blutong tangkapan liar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b> METODE PEMELIHARAAN</b></div><div style="text-align: justify;">Dalam pemeliharaannya dibutuhkan kandang yang lebih menitikberatkan ke panjang dan lebar dengan sedikit ketinggian dan dahan untuk memanjat karena pada dasarnya blutong bersifat terrestrial, akan tetapi masih suka memanjat terutama ketika fase bayi dan remaja. Untuk ukuran bayi hingga jouvenil, cukup dengan kandang berukuran 60x40x30. Sedangkan untuk ukuran dewasa bisa digunakan kandang berukuran 100x50x40 cm. Selain itu juga disediakan wadah berisis air untuk minum dan tempat berendam jika blutong merasa kondisi sekitar terlalu panas. Selain untuk berendam, air juga bisa sebagai penjaga kelembaban kandang. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk substrat, lebih disarankan menggunakan sebuk gergaji dan serasah-serasah buatan karena bisa menutup kotoran dan menyerap bau. Suhu dan kelembaban diusahakan sama seperti dialam dan bisa ditambahkan thermometer dan hygrometer untuk mengetahuinya, tambahkan pula dahan dan batu tempat berjemur yang diatasnya dipasangkan lampu sorot untuk basking, dalam hal ini minimal disediakan 2 jenis lampu, yaitu lampu heater sebagai sumber panas dan lampu penghasil UVB. Kandang sebaiknya transparan karena melihat lingkungan sekitar terus menerus bisa menyebabkan blutong terbiasa melihat ruang diluar kandang dan terbiasa melihat manusia dan membuatnya lebih kalem ketika dihandling, selain itu untuk blutong bayi membutuhkan tempat bersembunyi, handling sebisa mungkin dilakukan sering dan membiarkan blutong bebas berkeliaran dan tidak di handling secara paksa atau diganggu kegiatannya selama dikandang maupun di luar kandang, karena seiring bertambahnya waktu, kebiasaan kontak dengan manusia dan diperlakukan baik akan membuat blutong merasa tidak terancam lagi dengan keberadaan manusia dan terbiasa kontak dengan manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Intinya, kandang yang baik adalah kandang yang dapat mencerminkan habitat aslinya ditambah lagi penanganan dan perawatan blutong secara hati-hati dan tidak terlalu memaksa kehendak sehingga blutong merasa nyaman dipegang oleh manusia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sakit yang biasa diderita blutong adalah MBD atau metabolic bone desease, biasanya dialami oleh blutong yang masih dalam masa pertumbuhan karena kekurangan kalsium. Gejalanya badan lemas, tidak bertenaga, jalan ngesot, tulang bengkok, pertumbuhan sangat lambat, lenjeh, dll. Lama Kelamaan bisa menyebabkan lumpuh ektremitas total. Penanganan adalah dengan mengasupkan makan berkalsium tinggi seperti ikan mas, telur rebus beserta cangkangnya, atau jangkrik dan pingkis yang ditaburi parutan kulit sotong atau obat supplement kalsium, selain itu juga agar lebih sering dijemur dibawah sinar matahari langsung (walaupun di kandang telah disediakan lampu UVB). Dan usahakan memberi makan mahluk hidup secara utuh agar asupan nutriennya seimbang. Untuk bayi tidak disarankan diberi makan buah apalagi yang mengandung fosfor tinggi seperti pisang. Tidak disarankan juga memberi makan daging mentah tanpa tulang dan atau suplemen kalsium serta telur tanpa cangkang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setelah berukuran dewasa, seperti reptil besar pada umumnya, respon makan yang terlalu besar akan mengakibatkan blutong merasa tidak nyaman ketika terlalu lapar dan berperilaku mengitari kandang, setelah memastikan didalam kandang tidak ada mangsa, blutong akan memaksa untuk keluar kandang dengan menggosok dan mendorong tutup kandang dengan mulut atau cakarnya sehingga dapat menyebabkan pembengkakan pada daerah labial hingga menyebabkan infeksi jika terjadi luka dan akhirnya sariawan atau mengakibatkan patahnya cakar biawak. Untuk menghindari itu, sangat perlu dibuat jadwal makan yang teratur sehingga blutong tidak mengalami over hunger. Dan sebagai antisipasinya, tidak disarankan bagian dalam kandang terbuat dari bahan yang mudah melukai kulit (contoh strimin, kayu yang belum dihaluskan, dll).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Penyakit lain yang sering timbul adalah obesitas, kaitannya dengan respon makan blutong yang sangat besar. Jika tidak diimbangi dengan basking dan handling yang cukup, bukan hal yang tidak mungkin blutong akan obesitas. Oleh karenanya disarankan kandang agar luas agar menyediakan ruang yang cukup untuk blutong agar berolah raga dan berjalan-jalan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">sumber :: www.ularkita.multiply.com, <a href="http://www.reptilx.com/" onmousedown="UntrustedLink.bootstrap($(this), "586b8", event,
bagof({}));" rel="nofollow" target="_blank">www.reptilx.com</a></div></div>Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2764866589573711097.post-46385270503939083152011-05-31T00:45:00.000-07:002011-05-31T00:45:40.244-07:00Candoia Aspera (Mono Tanah)<div style="text-align: justify;"><b>DESKRIPSI UMUM </b></div><div style="text-align: justify;">Mono tanah adalah jenis ular nocturnal (aktif di malam hari), jadi bila memelihara ular ini pastikan ular ini mendapat cukup waktu berada di dalam kegelapan.Ular hasil tangkaran cenderung tenang dan jinak, sedangkan untuk ular hasil tangkapan liar cenderung sulit untuk beradaptasi dengan jenis makanan yang baru. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ular ini dapat tumbuh sampai ukuran 2-6kaki, dan betina biasanya jauh lebih besar dari jantan. Ular ini memiliki sisik yang kasar dan tebal, yang terkadang seperti terlihat kusam, tetapi biasanya cenderung berubah cerah kembali setelah ular ini berganti kulit. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ular ini juga cenderung merubah warnanya sesuai dengan musim, tingkat kelembaban, dan kesehatannya. </div><div style="text-align: justify;">Ular ini hidup di papua/irian jaya dan beberapa kepulauan di wilayah timur Indonesia. Mereka hidup di daerah hutan hujan, dan wilayah dengan tingkat kelembaban yang tinggi. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>PERAWATAN</b> </div><div style="text-align: justify;">Karena hidup di daerah tropis, sebaiknya suhu udara di dalam kandang terjaga stabil pada 82°F dengan tingkat kelembaban 60-80%. Batang atau ranting pepohonan juga dapat diletakan di dalam kandang, karena ular ini juga suka untuk naik ka atas dahan untuk berjemur. Pastikan ada wadah yang cukup luas untuk ular ini berendam di dalam air, karena ular ini sangat suka berendam. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>PEMBERIAN MAKAN </b></div><div style="text-align: justify;">Untuk ular dewasa dapat diberikan rat setiap 2 minggu sekali, untuk ular anakan/ remaja dapat diberikan tikus putih, hamster, atau rat ukuran kecil. </div><div style="text-align: justify;">Pencernaan pada ular ini sangatlah lambat, mereka bergerak sangat jarang dan lambat, oleh karena itu pemberian makan yang berlebihan dapa menyebabkan kelebihan berat badan/ obesitas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, misalnya seperti gangguan pada liver dll. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>BREEDING</b> </div><div style="text-align: justify;">Ular ini terkadang sulit untuk dikawinkan, mungkin karena ular ini memiliki beberapa subspesies yang memiliki gen yang berbeda, dan belum kesemua subspesies ini secara resmi diklasifikasikan. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jaga suhu pada siang hari pada 80°F pada siang hari, lalu turunkan suhu menjadi 70°F pada waktu malam hari, untuk 6-8 hari bila ingin ular ini berkembang biak. Turunkan temperatur pada bulan November sampai Desember, lalu pada Januari masukan beberapa jantan ke dalam kandang yang berisi dua betina, ular dewasa dapat melahirkan hingga 10 anak. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ular yang baru lahir dapat diberi makan pinkies, bila menolak pinkies anakan ini dapat diberikan katak untuk 5-6kali makan, kemudian jangan beri makan selama 3 minggu dan saat benar-benar dalam keadaan lapar maka mereka akan menerima pinkies. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">SUMBER: CENTRALPETS.COM </div><div style="text-align: justify;">EZINEARTICLES.COM</div>Bang Yasirhttp://www.blogger.com/profile/09292049743915430588noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2764866589573711097.post-63680801281307240622011-05-18T03:02:00.000-07:002011-05-18T03:11:27.917-07:00Mengapa Memilih Ular Sebagai Hobby<div style="text-align: justify;">Oleh Wongbanyumas</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-1tiZpIddYE0/TdOaEjxRPDI/AAAAAAAAAAk/DsnS2_IL5CA/s1600/DSCI0298.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-1tiZpIddYE0/TdOaEjxRPDI/AAAAAAAAAAk/DsnS2_IL5CA/s320/DSCI0298.jpg" width="320" /></a></div>Ular dikenal sebagai hewan berbahaya dan berbisa. Tak hanya itu uler juga identik sebagai makhluk yang licin dan berlendir. Ular pun dikenal memiliki badan yang bau dan amis. Namun sesungguhnya semua hal tersebut tidak selamanya benar. Tidak semua ular itu berbisa lho, contohnya ular dari keluarga python dan boa. Ular pun sebenarnya tidak licin dan berlendir. Mungkin bayangan tersebut mencul krn sisik ular yang mengkilap dan bercahaya. Ular pun sebenarnya tidak bau ataupun amis. Yang membuatnya bau adalah jika badannya terkena air seni atau kotorannya sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Demikianlah ular dengan segala macam pandangan negatif terhadapanya. Namun itu tak menyurutkan saya untuk tidak bermain dengan mereka. Kecintaan saya terhadap reptil melata ini sejak saya kecil. Jika waktu kecil saya hanya dapat mengagumi dan berandai-andai dapat memeliharanya. Kini impian saya telah terwujud dan saya telah memelihara beberapa ekor ular di rumah. Sudah setahun saya memulai menggeluti hobi ini. Dulu saya menggeluti hobi ikan hias.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ada beberapa hal yang membuat saya menjatuhkan pilihan akhir pada hewan yang satu ini. Meskipun hobi ini awalnya mendapatkan tentangan dan pandangan sinis dari para tetangga. Berikut ini beberapa alasannya:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>1.Perawatannya yang mudah dan simpel</b></div><div style="text-align: justify;">Tak seperti anjing ataupun kucing yang harus diberi pakan setiap hari. Ular hanya cukup diberikan pakan seminggu sekali. Itupun dengan kuantitas yang tak terlalu banyak. Bagi sebagian besar warga ibukota atau kota besar lainnnya memiliki hewan kesayangan adalah salah satu cara untuk melepas penat dan stress. Ular adalah satu pilihan terbaik karena memang terkenal low maintenance. Membersihkan kotorannya pun sama dengan pemberian pakan. Interval satu minggu sekali cukup bagi mereka yang menginginkan kebersihan kandangnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>2.Tidak banyak menghabiskan dana untuk pakan</b></div><div style="text-align: justify;">Menu makanan utama ular adalah tikus mencit. Namun makanan ular juga bisa bervariasi dan tergantung pada ukuran ular dan kebutuhan pakannya. Untuk ular yang masih kecil pingkies cukup untuk menganjal perut. Lain lagi dengan ular besar macam keluarga python yang membutuhkan pakan dengan ukuran cukup besar seperti ayam atau marmut. Sebesar atau sebanyak apapun pakan ular kita tentunya lebih murah dari hewan lain seperti anjing dan kucing bukan. Selama satu pekan seekor ular sanca berukuran besar cukup diberi pakan seekor kelinci besar sedangkan ular kecil cukup diberikan pakan mencit.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>3.Ular adalah hewan yang sangat menyenangkan</b></div><div style="text-align: justify;">Definisi menyenangkan bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Untuk pemeliharaan ular bagi saya sisi menyenangkannya adalah ketika ular tersebut tumbuh besar dan gemuk. Salah satu kenikmatan para pemelihara ular adalah ketika melihat ular mereka makan. Mualai dari menginta mangsa sampai membelit dan menelan mangsa adalah pemandangan yang sangat menarik. Selain itu yang paling ditunggu para pecinta ular adalah menunggu ular mereka selesai melakukan pergantian kulit atau shedding.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>4.Ular bukan jablai</b></div><div style="text-align: justify;">Jangan dibelai, itulah bagaimana seharusnya pola interaksi manusia dengan ular. Berbeda dengan hewan mamalia atau jenis burung, ular tak membeutuhkan belaian. Ular pada adsarnya adalah hewan yang primitif dan memiliki otak yang kecil. Para pemilik ular yang telah lama memelihara ular menyatakan bahwa ular sama sekali tidak menginginkan sentuhan dan belaian di kepala. Justru yang terjadi ular kerap akan merasa terancam dan keget ketika kepala atau bagian lehernya di sentuh. Cara memegang ular pun dilakukan dengan memegang bagian bawahnya. Jadi tanpa waktu yang intens untuk saling membelai pun kita bisa menikmati keindahan ular kita.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dari sekian banyak argumentasi saya hanya mengajukan beberapa point di atas. Sekiranya penjelasan saya sebelumnya dapat memberikan motivas atau bahkan menjadi rujukan untuk mempertimbangkan memelihara ular.</div>Anonymousnoreply@blogger.com1